REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Direktur tanggap darurat untuk Korps Medis Internasional (IMC) di Gaza Javed Ali menggambarkan situasi mengerikan korban jiwa dan terluka kebakaran yang disebabkan serangan udara Israel ke Rafah. Serangan tersebut menewaskan 45 orang.
"Dengan suara serangan udara keras yang kami dengar, kami bergegas ke rumah sakit dan sekitar lima menit kemudian atau saat kami tiba kami mulai melihat ambulans berdatangan. Saya pikir totalnya sekitar 75 pasien, 25 dari 75 orang itu dalam keadaan kritis," katanya Ali seperti dikutip dari Aljazirah, Selasa (28/5/2024).
"Saya melihat jenazah seorang ayah yang sedang menggendong anaknya yang mungkin sekitar berusia tiga tahun. Mereka terbakar dan hangus, kami tidak bisa memisahkan mereka, jadi kami memasukan mereka ke dalam satu kantong jenazah, ini sangat-sangat sulit," katanya menambahkan.
Serangan udara Israel yang mengakibatkan kebakaran di tenda-tenda pengungsi di Kota Rafah, memicu kecaman dari pemimpin-pemimpin dunia yang mendesak Israel mematuhi perintah Mahkamah Internasional (ICJ) untuk menghentikan serangan ke Rafah. Usai serangan Senin (27/5/2024) itu terlihat keluarga-keluarga Palestina bergegas ke rumah sakit.