Jumat 07 Jun 2024 06:55 WIB

Mata Sembap Para Pemburu Syafaat Nabi Muhammad

Syafaat Rasulullah SAW menanti mereka yang berziarah ke makam beliau dengan tulus.

Rep: Karta Raharja Ucu/ Red: Hasanul Rizqa
Karta Raharja Ucu, Jurnalis Republika di Madinah Arab Saudi
Foto:

Pagi itu, untuk kelima kalinya saya berziarah ke makam Nabi SAW. Ziarah ini saya lakukan sebelum bertolak ke Makkah, bersama ratusan petugas penyelenggara ibadah haji (PPIH) Arab Saudi Daerah Kerja (Daker) Madinah untuk persiapan puncak haji.

"Ya Rasulullah.... Ya Habiballah ...."

Suara-suara tangisan kerinduan bercampur dengan udara dingin dari semburan AC memenuhi ruangan Masjid Nabawi. Hampir semua mata para pemburu syafaat yang datang berziarah ke makam Rasulullah memerah dan sembab. Saya tak putus-putusnya mendengar ucapan shalawat sepanjang lorong menuju kuburan Nabi Muhammad SAW.

"Assalamualaikum, ya Rasulullah. Assalamualaikum, ya Abu Bakar. Assalamualaikum, ya Umar bin Khattab."

Ratusan jamaah yang datang merefleksikan cintanya kepada Rasulullah SAW dalam berbagai bentuk. Ada yang sibuk mengabadikan dengan kamera ponsel. Ada yang terus menerus mengusap air mata yang memenuhi wajah penuh keimanan. Saya juga melihat seorang pria berjanggut oranye yang terus menerus mengangkat tangannya sejak masuk area masjid hingga berakhir di pintu keluar.

Mata sembap pun terlihat pada seorang jamaah haji Indonesia asal Jember, Mukhlis. "Menangis, terharu. Tidak menyangka bisa ziarah ke (makam) Rasulullah SAW. Semoga kita dapat syafaat beliau," katanya.

Wajah penuh cinta juga hadir di jamaah lain, Umar Barat. Lelaki asal Aceh ini tak bisa menyimpan rapi kesedihannya karena harus berpisah dengan Rasulullah SAW. "Semoga kita semua dapat syafaat dari Rasulullah," ucapnya.

Rasanya bagi para perindu Nabi pasti akan bersedih jika berjarak dengan Rasulullah SAW. Bahkan, sebatang tamar yang sudah mati pun menangis karena "disingkirkan" sebagai sandaran Rasulullah SAW dahulu saat beliau berkhutbah di Raudhah.

Berziarahlah ke makam Rasulullah sebelum kita mati. Berziarahlah ke Masjid Nabawi walau seumur hidup sekali. Setidaknya, berniatlah berziarah ke Rasulullah SAW dengan cara pergi umrah atau berhaji walau biayanya sangat tinggi. Sebab, jangan sampai mata kita tidak ikut sembab bersama para pemburu syafaat.

"Barangsiapa yang menziarahi aku (Rasulullah SAW) dan ia hanya berniat menziarahi aku, maka wajib bagiku untuk mensyafaatinya" (HR Thabrani).

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

  • Sangat tertarik
  • Cukup tertarik
  • Kurang tertarik
  • Tidak tertarik
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
۞ اَللّٰهُ نُوْرُ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِۗ مَثَلُ نُوْرِهٖ كَمِشْكٰوةٍ فِيْهَا مِصْبَاحٌۗ اَلْمِصْبَاحُ فِيْ زُجَاجَةٍۗ اَلزُّجَاجَةُ كَاَنَّهَا كَوْكَبٌ دُرِّيٌّ يُّوْقَدُ مِنْ شَجَرَةٍ مُّبٰرَكَةٍ زَيْتُوْنَةٍ لَّا شَرْقِيَّةٍ وَّلَا غَرْبِيَّةٍۙ يَّكَادُ زَيْتُهَا يُضِيْۤءُ وَلَوْ لَمْ تَمْسَسْهُ نَارٌۗ نُوْرٌ عَلٰى نُوْرٍۗ يَهْدِى اللّٰهُ لِنُوْرِهٖ مَنْ يَّشَاۤءُۗ وَيَضْرِبُ اللّٰهُ الْاَمْثَالَ لِلنَّاسِۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ۙ
Allah (pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi. Perumpamaan cahaya-Nya, seperti sebuah lubang yang tidak tembus, yang di dalamnya ada pelita besar. Pelita itu di dalam tabung kaca (dan) tabung kaca itu bagaikan bintang yang berkilauan, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang diberkahi, (yaitu) pohon zaitun yang tumbuh tidak di timur dan tidak pula di barat, yang minyaknya (saja) hampir-hampir menerangi, walaupun tidak disentuh api. Cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis), Allah memberi petunjuk kepada cahaya-Nya bagi orang yang Dia kehendaki, dan Allah membuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.

(QS. An-Nur ayat 35)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement