Sabtu 08 Jun 2024 11:26 WIB

Israel Masuk Daftar Hitam PBB karena Bahayakan Anak dalam Perang

Israel dilaporkan khawatir masuk daftar hitam PBB.

Red: Indira Rezkisari
Anak Gaza yang kekurangan gizi duduk di pangkuan ayahnya di Rumah Sakit Martir Al-Aqsa di Deir Balah, Jalur Gaza, 1 Juni 2024. Selain belasan ribu syahid, puluhan ribu anak Gaza terancam kelaparan.
Foto:

Kementerian Pendidikan Palestina mengatakan lebih dari 15 ribu anak-anak Palestina telah terbunuh sejak dimulainya agresi pendudukan Israel terhadap Jalur Gaza. Sebagian besar dari mereka adalah siswa sekolah dan taman kanak-kanak, selain 64 siswa dari sekolah-sekolah di Tepi Barat, termasuk Yerusalem.

Kementerian melansir hal itu pada peringatan Hari Internasional Anak-Anak Tak Bersalah Korban Agresi yang jatuh pada 4 Juni. Mereka mengatakan pada peringatan itu, yang seharusnya mendapatkan sorotan adalah anak-anak di Gaza karena mereka adalah korban terbesar dari kekerasan agresi pendudukan yang berlangsung sejak 7 Oktober.

Pernyataan yang dilansir kantor berita WAFA tersebut lebih lanjut menunjukkan bahwa pasukan penjajahan Israel (IDF) menghancurkan sekolah-sekolah dan taman kanak-kanak. Mereka juga secara khusus menargetkan warga sipil yang memiliki anak-anak, membunuh mereka, menelantarkan mereka secara paksa, menangkap mereka, merampas makanan dan layanan kesehatan, dan pelanggaran serius lainnya, yang merupakan kejahatan yang melampaui norma, piagam, dan peraturan terkait hak asasi manusia.

Kementerian menunjukkan bahwa sejak dimulainya agresi di Jalur Gaza, 620 ribu siswa tak bisa bersekolah. Sebanyak 88 ribu mahasiswa juga tak bisa berkuliah. Sementara itu, sebagian besar dari mereka menderita trauma psikologis dan kesehatan yang buruk.

Kementerian Pendidikan meminta organisasi dan lembaga internasional yang membela anak-anak dan hak atas pendidikan untuk mengakhiri meningkatnya pelanggaran dan menghentikan kejahatan yang dilakukan oleh pendudukan terhadap siswa anak-anak.

Mereka juga menyerukan perlunya intervensi segera untuk menghentikan agresi terhadap Gaza dan serangan tentara pendudukan dan penjajah di Tepi Barat.

Laporan Save the Children juga mengungkapkan, empat dari lima anak di Jalur Gaza menderita depresi, kesedihan, dan ketakutan yang disebabkan oleh blokade Israel selama 15 tahun. Laporan yang berjudul “Trapped” ini mewawancarai 488 anak, serta 168 orang tua dan pengasuh di Jalur Gaza. 

Blokade Jalur Gaza dimulai pada Juni 2007. Blokade ini sangat mempengaruhi ekonomi wilayah Gaza dan membatasi mobilitas warganya. Blokade mempengaruhi kehidupan anak-anak, dengan jumlah 47 persen dari total dua juta penduduk Gaza.

Sekitar 800 ribu anak Gaza tidak pernah mengenal kehidupan tanpa blokade. Laporan itu menyatakan, anak-anak di Gaza harus menghadapi enam situasi yang mengancam jiwa, lima eskalasi kekerasan dan pandemi Covid-19. Penelitian terbaru Save the Children menunjukkan bahwa, kesehatan mental anak-anak, dan remaja telah memburuk secara dramatis sejak laporan terakhir mereka empat tahun lalu. Jumlah anak yang melaporkan tekanan emosional meningkat dari 55 persen menjadi 80 persen.

Laporan tersebut menunjukkan, ada peningkatan jumlah yang signifikan terhadap anak-anak Gaza yang merasa takut yaitu 84 persen dibandingkan dengan 50 persen pada 2018. Kemudian anak-anak yang merasa gugup sebesar 80 persen dibandingkan dengan 55 persen pada 2018. Sementara anak-anak yang mengalami depresi naik dari 62 persen menjadi 77 persen, dan anak-anak yang merasakan kesedihan naik dari 55 persen menjadi 78 persen.

 

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

  • Sangat tertarik
  • Cukup tertarik
  • Kurang tertarik
  • Tidak tertarik
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement