Beberapa di antara para pengunjuk rasa melemparkan batu dan bentrok dengan polisi. Lima orang ditangkap dalam bentrokan, di mana pengunjuk rasa juga menyalakan api di jalan dan menyerang mobil Menteri Perumahan Rakyat Yitzhak Goldknopf.
The Times of Israel melansir, para demonstran sebagian besar berasal dari fraksi ekstremis Yerusalem, yang beranggotakan sekitar 60.000 orang dan secara rutin melakukan demonstrasi menentang pendaftaran siswa yeshiva.
Kemarahan memuncak ketika isu wajib militer ultra-Ortodoks kembali menjadi agenda pemerintah dengan latar belakang serangan yang sedang berlangsung di Jalur Gaza.
Haredim marah pada anggota parlemen mereka sendiri, yang sebagai anggota koalisi mendukung langkah baru-baru ini untuk menghidupkan kembali undang-undang dari parlemen sebelumnya, Reglasi itu yang akan menurunkan usia pengecualian dari layanan wajib bagi siswa yeshiva ultra-Ortodoks dari 26 menjadi 21 tahun dan meningkatkan tingkat wajib militer mereka.
Para pengunjuk rasa pada Ahad membawa poster bertuliskan, “Kami tidak akan bergabung dengan tentara musuh,” dan “Kami akan mati dan tidak mendaftar,” ketika mereka memblokir persimpangan yang mengarah ke kawasan ultra-Ortodoks di ibu kota.