Rabu 24 Jul 2024 08:41 WIB

Kompak Bersih-Bersih dari Kemitraan Leimena yang Terkait NGO Pro Israel

Sejumlah lembaga pernah bermitra dengan Leimena

Rep: Muhyiddin, Fuji E Permana / Red: Nashih Nashrullah
Mitra Leimena. Sejumlah lembaga pernah bermitra dengan Leimena
Foto:

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Sejumlah lembaga yang sebelumnya diberitakan bermitra dengan Leimena NGO yang terkait dengan American Jewish Committee (AJC) kompak membantah adanya kerja sama saat ini dengan lembaga tersebut.

Masjid Istiqlal, misalnya. Imam Besar Masjid Istiqlal, Prof Nasaruddin Umar menegaskan bahwa Masjid Istiqlal tidak ada hubungan kerjasama secara resmi dengan American Jewish Committee (AJC), sebuah NGO yang pro terhadap Zionis Israel.

Baca Juga

Kendati demikian, Prof Nasaruddin mengakui bahwa beberapa pengurus Istiqlal terkadang mendapat undangan dialog lintas iman dari lembaga tersebut.

"Secara resmi kita tidak ada hubungan tetapi interpersonal teman-teman kadang mendapatkan undangan interfaith, sebagaimana halnya NGO lain," ujar Prof Nasaruddin saat dihubungi Republika.co.id, Senin (22/7/2024).

Sementara itu, Direktur Eksekutif Maarif Institute, Andar Nubowo mengatakan, di masa Abd Rohim Ghozali, Maarif Institute bekerja sama dengan Leimena Institute untuk program Literasi Keagamaan Lintas Budaya (LKLB). Kerjasama tersebut telah berakhir pada Desember 2023.

"Program LKLB (Literasi Keagamaan Lintas Budaya) Leimena tidak bekerjasama dengan AJC," kata Andar kepada Republika.co.id, Selasa (23/7/2024).

Andar mengatakan, saat ini sejak ditunjuk sebagai Direktur Eksekutif Maarif Institute pada 15 Mei 2024, tidak ada lagi kerja sama dengan Leimena Institute, dan apalagi dengan AJC.

Alkhairaat dengan tegas memutuskan kontak dengan Leimena dan menyatakan kekecewaannya, bahkan mengeluarkan surat resmi pemutusan hubungan kerja sama.

Ketua Utama Al-Khairaat Habib Sayyid (HS) Alwi bin Saggaf Aljufri juga telah menjelaskan posisi Al-Khairaat terkait Institut Laimena dan AJC yang Pro Israel melalui Media Al-Khairaat beberapa hari yang lalu.

Habib Alwi bahkan memberikan teguran keras kepada Rektor Universitas Alkhairaat (Unisa), sekaligus kepada Ketua Dewan Pengurus Yayasan Alkhairaat SIS Aljufri malalui Surat Nomor: 465/C-VIII/KUT/2024 tertanggal 19 Juli 2024.

Dalam surat itu, Habib Alwi mengatatakan, seharusnya simbol bangsa penjajah dan biadab ini tidak boleh sama sekali hadir di lingkungan Perhimpunan Alkhairaat, sebab berlawanan dengan prinsip etika dan kedamaian.

“Apapun kondisinya, saudara (rektor) dianggap sengaja memicu gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat. Ini kesalahan fatal yang saudara lakukan telah mencoreng nama baik perhimpunan ini. Perbuatan itu telah melanggar norma organisasi dalam AD/ART Perhimpunan Alkhairaat,” jelas Habib Alwi.

“Atas pertimbangan itu, saya perintahkan agar saudara memutuskan hubungan kerja sama dengan lnstitusi Leimana, serta semua pihak yang memiliki hubungan kepentingan dengan kaum zionis Israel,” demikian bagian akhir dari surat teguran itu.

Di lokasi terpisah, Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah, KH Saad Ibrahim mengatakan kerja sama tersebut tidak bisa dijadikan sebagai alasan bahwa Muhammadiyah mendukung kekejaman Israel terhadap rakyat Palestina.

Walaupun, menurut dia, sebenarnya yang pantas merespons masalah ini sebenarnya Ketua Muhamamadiyah bidang urusan lain.

"Itu gak bisa kemudian kita jadikan sebagai suatu alasan ya. Tapi, sekali lagi informasi tentang itu juga masih belum riil dan kemudian yang membidangi urusan itu adalah sekali lagi ada bagian dari ketua yang lain," ujar Kiai Saad.

Terkait masalah ini, dia pun mengibaratkan seperti relasi antarnegara. Lalu, satu negara itu pun memiliki operasi senyap yang sebenarnya berlawanan atau tidak sesuai dengan apa yang diharapkan.

"Tapi dalam kontek ini sama dengan beginilah kita punya relasi dengan misalnya negara-negara yang lain dan seperti itu dan negara-negara yang lain itu juga kadang-kadang punya hubungan-hubungan dengan yang sesuatu yang kemudian senyap berlawanan dengan Muhammadiyah. Paham ya dalam konteks seperti itu," ucap dia.

Karena itu, menurut dia, kerja sama Muhammadiyah dengan Leimena tersebut bukan berarti menunjukkan dukungan terhadap apa yang dilakukan Israel.

"Sehingga ketika kita berhubungan itu bukan dalam konteks mendukung apa yang telah dilakukan oleh pihak lain terkait dengan sekali lagi penjajah-penjajahan itu," kata Kiai Saad.

Sebelumnya, lembaga-lembaga...

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement