Kamis 25 Jul 2024 08:31 WIB

Menteri Israel Ini Sebut Zionis Diam-Diam Izinkan Yahudi Ibadah di Al-Aqsa

Zionis meyakini bahwa Kompleks Al Aqsa merupakan bagian situs kuno Yahudi.

Red: Teguh Firmansyah
Menteri Keamanan Israel Ben Gvir
Foto:

Adapun pembatasan terhadap non-Muslim untuk memasuki masjid Al-Aqsha telah diberlakukan sejak status quo Ottoman yang menetapkan situs-situs suci Yerusalem bagian milik Muslim pada 1757. Kepala Rabbi Yerusalem sejak 1921, secara resmi melarang orang-orang Yahudi memasuki Bukit Bait Suci.

Namun, selama satu abad terakhir, kelompok Zionis telah menganjurkan kembalinya shalat Yahudi di Al-Aqsa, bahkan ada yang menganjurkan pembongkaran masjid dan rekonstruksi kuil.

Pada Rabu, Ben Gvir mengeklaim bahwa pembatasan ibadah Yahudi saat ini adalah contoh 'rasisme' dan diskriminasi terhadap orang Yahudi.

“Tidak ada alasan bagi Temple Mount untuk tidak dibuka 24 jam sehari, 7 hari seminggu, dan bagi orang Yahudi tidak diperbolehkan datang pada hari Sabat,” katanya kepada Knesset.

"Semua area Temple Mount harus terbuka bagi orang-orang Yahudi yang akan datang."

Komentarnya memicu kritik, termasuk dari koalisi berkuasa di mana Ben Gvir menjadi bagiannya.

Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant mengatakan dia menentang rencana apa pun untuk menempatkan Ben-Gvir di kabinet perang baru. Ini merujuk pada pemerintahan persatuan nasional yang kini dibubarkan dan dibentuk untuk melancarkan perang di Gaza.

“Duduk di pemerintahan Israel adalah seorang pyromaniac yang mencoba membakar Timur Tengah,” tulisnya.

Menteri Dalam Negeri Moshe Arbel, dari Shas, partai ultra-Ortodoks lainnya, menggambarkan komentar Ben Gvir sebagai 'penghujatan' dan mengatakan bahwa larangan ibadah Yahudi di Temple Mount adalah sikap semua tokoh besar Israel selama beberapa generasi".

Ben Gvir telah melakukan sejumlah kunjungan ke Masjid Al-Aqsa, termasuk sejak awal perang di Gaza pada Oktober 2023. Kunjungannya telah memicu kemarahan baik dari warga Palestina maupun Israel yang telah memperingatkan bahwa kunjungan tersebut sengaja bersifat provokatif.

Kunjungan pemimpin Israel Ariel Sharon ke Al-Aqsa pada tahun 2000 disebut-sebut sebagai penyebab utama Intifada Kedua, yang mengakibatkan ribuan warga Palestina dan Israel terbunuh selama lima tahun berikutnya.

Menanggapi komentar Ben Gvir, anggota parlemen dari Partai Buruh, Gilad Kariv, menuduhnya sebagai "=orang gila yang tertarik untuk memicu Intifada Ketiga.

Dari tokoh ramai dibicarakan ini, siapa kamu jagokan sebagai calon gubernur DKI Jakarta 2024

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement