REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Marsudi memimpin pertemuan para menlu ASEAN dengan Menlu Amerika Serikat (AS) Antony Blinken di Vientiane, Laos, Sabtu (27/7/2024). Dalam pidatonya, Retno mengangkat isu Palestina.
Retno mengatakan, meskipun saat ini ASEAN dan AS menikmati hubungan baik, tapi kemitraan tersebut harus turut berkontribusi pada perdamaian serta stabilitas global. Dia menekankan, hukum internasional harus bisa diterapkan pada semua isu, termasuk Ukraina, Laut Cina Selatan, dan Palestina.
"Di Palestina misalnya, kita tidak bisa terus menutup mata melihat situasi kemanusiaan yang memprihatinkan di Gaza. Saat ini hampir 40 ribu orang telah meninggal. Kita memerlukan gencatan senjata, kita memerlukan perdamaian berkelanjutan untuk menghentikan penderitaan manusia ini," ujar Retno dalam pidatonya, seperti dikutip dalam keterangan yang dirilis Kementerian Luar Negeri RI.
Saat berpartisipasi dalam ASEAN Ministerial Meeting (AMM) pada Kamis (25/7/2024) lalu, Retno juga mengangkat isu Palestina. Dia mengatakan ASEAN perlu ikut bersuara untuk menghentikan aksi genosida Israel di Jalur Gaza.
"Saya kembali menekankan pentingnya ASEAN untuk bersatu dalam menyuarakan dihentikannya genosida dan segera dilakukannya gencatan senjata permanen di Gaza," ujar Retno ketika berbicara di AMM.
Dia menambahkan, sebagai organisasi berbasis hukum, ASEAN harus terus menegaskan pentingnya menghormati hukum internasional secara konsisten. "Termasuk untuk kasus Gaza dan Palestina," ucap Retno.
Menlu mengatakan, ASEAN harus mendorong implementasi Resolusi Dewan Keamanan PBB 2735 dan Ketetapan Advisory Opinion dari Mahkamah Internasional (ICJ). "ASEAN harus terus menyuarakan dan mendesak agar pendudukan ilegal Israel di Palestina segera diakhiri," kata Retno.