Jumat 02 Aug 2024 10:48 WIB

Hannah Neeleman, Sosok di Balik ‘Ballerina Farm’ yang Kontennya Picu Kontroversi

Hannah Neeleman kerap membuat konten kehidupan sehari-hari di peternakan.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Qommarria Rostanti
Hannah Neeleman sosok di balik akun medsos Ballerina Farm.
Foto: Dok. Instagram/@ballerinafarm
Hannah Neeleman sosok di balik akun medsos Ballerina Farm.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Hannah Neeleman, sosok di balik akun media sosial Ballerina Farm, menarik perhatian jutaan pasang mata di seluruh dunia. Dengan konten yang menampilkan kehidupan sehari-hari di sebuah peternakan, Hannah seakan mengajak pengikutnya untuk merasakan sensasi tinggal di pedesaan.

Namun, di balik popularitasnya, Hannah menuai perdebatan di kalangan warganet. Gaya hidupnya yang dianggap terlalu tradisional dan idealis oleh sebagian orang memicu perdebatan sengit di media sosial.

Baca Juga

Influencer Mormon berusia 34 tahun ini adalah mantan balerina yang pernah berlatih di sekolah musik bergengsi, Juilliard di New York. Dia kini tinggal di sebuah peternakan seluas 328 hektare di Utah bersama suaminya, Daniel, 35; dan delapan anak mereka yakni Henry (12 tahun), Charles (10 tahun), George (9 tahun), Frances (7 tahun), Lois (5 tahun), Martha (3 tahun), Mabel (2 tahun), dan Flora (6 tahun).

Hubungan Hannah dan Daniel memicu beberapa kontroversi setelah romansa mereka diangkat dalam sebuah wawancara dengan The Times. Berikut beberapa hal dari Hannah Neeleman yang memicu kontroversi:

1. Meninggalkan impiannya jadi balerina dan menikah

Hannah bertemu dengan Daniel - yang juga dibesarkan sebagai seorang Mormon - di sebuah pertandingan bola basket. Sejak saat itu, Daniel langsung tertarik dan mulai mendekati Hannah.

Ayah Daniel adalah miliarder pendiri beberapa maskapai penerbangan komersial, termasuk JetBlue, dan ketika Daniel mengetahui bahwa Hannah terbang bersama mereka dalam penerbangan selama lima jam, dia berusaha keras agar bisa duduk di sampingnya di pesawat. Perjuangannya itu pun bisa membuat Hannah luluh.

Hannah yang masih kuliah di Juilliard, meminta Daniel untuk tidak buru-buru menikah karena dia ingin merampungkan studinya. Namun menurut laporan jurnalis Megan Agnew dari The Sunday Times, Daniel membujuk Hannah untuk menikah dalam waktu dekat. Hannah pun menuruti keinginan Daniel, keluar dari Juilliard dan meninggalkan mimpinya sebagai balerina. Tiga bulan setelah pernikahan mereka, Hannah hamil anak pertama mereka.

Hannah dijuluki sebagai "tradwife", istilah yang digunakan untuk menggambarkan seorang wanita yang memilih menjadi ibu rumah tangga. Hannah juga memiliki impian untuk menjadi seorang balerina profesional sebelum bertemu dengan suaminya, namun segera berhenti menari setelah dia pindah dari New York ke Utah.

Selain itu, Megan menulis dalam artikel tersebut bahwa dia merasa sulit untuk berbicara dengan Hannah selama wawancara tanpa ada anggota keluarga yang menyela. Dia menulis: "Sepertinya saya tidak bisa mendapatkan jawaban dari Neeleman tanpa dikoreksi, diinterupsi, atau dijawab oleh suami atau anaknya”.

2. Tidak pakai kontrasepsi ataupun epidural

Kontroversi selanjutnya adalah karena Hannah dan Daniel tidak menggunakan alat kontrasepsi untuk menjaga jarak kelahiran. Dalam wawancara terungkap bahwa pasangan ini menyerahkan kehamilan pada kehendak Tuhan, sehingga enggan menggunakan kontrasepsi.

Selain itu, Hannah Neeleman juga tidak mengonsumsi obat pereda nyeri saat melahirkan buah hatinya, kecuali Martha. Berbicara kepada The Times, Hannah mengatakan bahwa ia akhirnya mendapat epidural tersebut karena kelahirannya terlambat dua pekan dan berat janin sudah 4,5 kilogram.

Jurnalis The Times melaporkan bahwa Hannah berbicara terkait epidural saat suaminya tidak ada di ruangan itu. Ia pun menggambarkan momen melahirkan dengan epidural sebagai sesuatu yang luar biasa.

3. Daniel dianggap melanggengkan patriarki

Daniel dianggap melanggengkan patriarki dalam sebuah video yang diunggah di laman TikTok Hannah pada 7 Juli. Dalam video tersebut Daniel menghadiahkan kado sebuah apron atau celemek baru kepada Hannah, bukannya memberi tiket liburan ke Yunani seperti yang dia minta.

Video tersebut juga menunjukkan Daniel yang tampak memaksa istrinya untuk berterima kasih atas hadiah tersebut, sambil berseru: "Terima kasih kembali," sebelum ibu dari delapan anaknya itu bisa mengucapkannya: "Terima kasih, sayang”.

4. Klarifikasi Hannah Neeleman

Hannah tampaknya tidak terima dengan artikel yang menyiratkan bahwa ia telah "ditindas" oleh suaminya dan menyangkal implikasinya dalam sebuah video di Instagram. “Beberapa pekan yang lalu kami kedatangan seorang wartawan ke rumah kami untuk mengetahui lebih banyak tentang keluarga dan bisnis kami. Kami pikir wawancara tersebut berjalan dengan sangat baik, sangat mirip dengan lusinan wawancara yang telah kami lakukan baru-baru ini,” kata Hannah seperti dilansir Hello Magazine, Jumat (2/8/2024).

Hannah mengaku terkejut dengan tulisan hasil wawancara tersebut. Menurut dia, berita tersebut jauh dari kebenaran.

“Kami tersadar ketika kami melihat artikel yang dicetak, yang seolah menyerang keluarga kami dan pernikahan saya, yang menggambarkan saya sebagai orang yang tertindas dengan suami saya sebagai pelakunya. Ini sangat jauh dari kebenaran,” kata Hannah.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement