REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Autopsi yang dilakukan oleh dokter forensik Israel dan disiarkan oleh media Israel mengungkap Yahya Sinwar tidak makan selama tiga hari sebelum ia dibunuh pada 16 Oktober 2024.
Direktur Lembaga Forensik Nasional Israel Chen Kugel mengungkapkan salah satu jari Sinwar diamputasi untuk mendapatkan sampel DNA. Hal itu guna verifikasi karena ia sebelumnya pernah dipenjara dan memiliki catatan medis.
"Sinwar bertahan hidup selama beberapa jam sebelum meninggal karena luka tembak yang menyebabkan kerusakan otak parah," katanya, dilansir di The New Arab, Senin (4/11/2024).
Setelah autopsi, jenazah Sinwar dilaporkan dipindahkan ke lokasi yang dirahasiakan. Perincian yang terungkap dari otopsi telah memicu reaksi luas. Banyak yang mencatat itu membuktikan Israel telah melancarkan perang kelaparan di Gaza dan bahwa anggota Hamas tidak mencuri bantuan kemanusiaan atau makanan.
"Autopsi Sinwar mengungkapkan dia dan anak buahnya tidak makan dalam 72 jam sebelum kematian mereka. Ini mematahkan mitos bahwa perlawanan mencuri bantuan. Sinwar masih mengalahkan Israel bahkan setelah dia mati syahid," kata seorang pengguna media sosial.