Jumat 28 Feb 2025 22:15 WIB

Belasan Rumah di Bandung Barat Rusak Parah Usai Diterjang Banjir, Ini Penyebabnya

Deras arus banjir mengakibatkan sejumlah kendaraan hanyut

Rep: Ferry Bangkit Rizki / Red: Arie Lukihardianti
Warga Kompleks Lembah Parahyangan, RT 05/02 Desa Gadobangkong, Kecamatan Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat Tengah Membersihkan Material Banjir yang Menerjang pada Kamis (27/2/2025)
Foto: Ferry Bangkit
Warga Kompleks Lembah Parahyangan, RT 05/02 Desa Gadobangkong, Kecamatan Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat Tengah Membersihkan Material Banjir yang Menerjang pada Kamis (27/2/2025)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG BARAT--Bencana banjir menerjang puluhan rumah di Kompleks Lembah Parahyangan, RT 05/02 Desa Gadobangkong, Kecamatan Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat (KBB), Kamis (27/2/2025) malam.

Air masuk ke dalam rumah dengan ketinggian mencapai 1,5 meter. Kondisi ini mengakibatkan barang-barang berharga milik warga habis terendam. Deras arus banjir juga mengakibatkan sejumlah kendaraan hanyut, tembok rumah jebol, benteng runtuh, serta aspal jalan mengelupas.

Baca Juga

Berdasarkan pantauan pada Jumat (28/2/2025) malam, warga yang terkena dampak tengah membersihkan sisa banjir semalam. Banjir disebut karena meluapnya sungai akibat tertutup meterial longsor tembok penahan tanah (TPT).

"Banjir terjadi setelah Magrib sekitar pukul 18.00 WIB. Kejadiannya begitu tiba-tiba, air langsung masuk ke rumah dengan arus sangat deras. Jadi gak ada kesempatan untuk menghindar atau menyelamatkan barang-barang," ujar Ujang (60), salah seorang warga.

Ketua RT 05 Kompleks Lembah Parahyangan, Johanes Berchman Lose mengatakan, total rumah yang terendam banjir mencapai 43 unit. Dari jumlah itu sebanyak 14 rumah masuk kategori rusak berat. Pihaknya memastikan tak ada warga mengungsi imbas bencana tersebut lantaran usai banjir surut masyarakat langsung melakukan pembersihan rumah.

Diketahui, video banjir bandang di kompleks tersebut beredar juga di media sosial. Terlihat ada penghuni yang menyeberangi arus deras banjir itu dibantu warga lainnya berbekal tali tambang. Apesnya, arus yang kencang nyaris menyeret warga tersebut namun masih sempat tertolong.

"Tidak ada yang mengungsi. Paling tadi malam ada sebagian anak-anak dan ibu-ibu dievakuasi karena khawatir terbawa arus. Mereka tinggal dulu ke rumah tetangga, tapi sekarang sudah kembali lagi," katanya.

Johanes mengatakan langkah paling urgen pasca banjir adalah penanganan saluran sungai. Pasalnya, material TPT belum bisa dibersihkan sehingga khawatir terjadi banjir susulan. Pihaknya meminta pihak terkait segera melakukan penanganan. "Ini perlu penanganan cepat revitalisasi sungai dan pembersihan material longsor agar gak banjir susulan," katanya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
فَبِمَا رَحْمَةٍ مِّنَ اللّٰهِ لِنْتَ لَهُمْ ۚ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيْظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوْا مِنْ حَوْلِكَ ۖ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِى الْاَمْرِۚ فَاِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِيْنَ
Maka berkat rahmat Allah engkau (Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekitarmu. Karena itu maafkanlah mereka dan mohonkanlah ampunan untuk mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sungguh, Allah mencintai orang yang bertawakal.

(QS. Ali 'Imran ayat 159)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement