Kamis 28 Aug 2025 06:44 WIB

Survei: Pemuda Inggris Khawatirkan Ekspansi AI Tingkatkan Angka Kehilangan Pekerjaan

Sebuah survei menunjukkan kalangan dewasa Inggris khawatir AI rebut pekerjaan mereka

Ilustrasi warga menggunakan kecerdasan buatan.
Foto: Republika/Prayogi
Ilustrasi warga menggunakan kecerdasan buatan.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Sebuah survei baru mengungkapkan pada Rabu bahwa setengah dari kalangan dewasa di Inggris khawatir tentang kemungkinan dampak kecerdasan buatan (AI) pada pekerjaan mereka.

Sebuah jajak pendapat terhadap 2.600 orang dewasa Inggris oleh Trade Congress Union (TUC) menunjukkan "kegelisahan dan kekhawatiran mendalam" di antara masyarakat umum tentang ekspansi cepat AI, terutama dampak potensial pada pekerjaan mereka.

Baca Juga

Kehilangan pekerjaan atau perubahan syarat dan ketentuan adalah kekhawatiran yang paling umum dikutip, dicatat pada jajak pendapat.

Temuan ini mengungkapkan bahwa 51 persen orang dewasa prihatin dengan dampak AI dan teknologi baru pada pekerjaan mereka, sehingga TUC mendesak pemerintah untuk melakukan 'perubahan besar' dalam pendekatan negara terhadap pengembangan dan penerapan AI."

Survei menunjukkan 52 persen pemilih Buruh, 49 persen pemilih konservatif, dan 52 persen pemilih reformasi, semuanya menyatakan kekhawatiran.

62 persen pekerja dalam rentang usia 25-34 menyatakan dampak AI adalah kekhawatiran khusus di awal karir mereka, menurut hasil jajak pendapat.

Setengah dari masyarakat juga merasa bahwa pekerja dan serikat pekerja harus punya suara yang sama dengan perusahaan dalam menentukan masa depan AI dan teknologi di Inggris. Hanya 17 persen dari mereka yang tidak setuju dengan hal itu.

Kate Bell, Asisten Sekretaris Jenderal TUC, mengatakan bahwa AI dapat memiliki potensi transformatif dan jika dikembangkan dengan benar, pekerja dapat memperoleh manfaat dari peningkatan produktivitas yang mungkin dibawa oleh teknologi ini.

"Tetapi agar ini terjadi, pekerja harus ditempatkan di jantung inovasi AI," kata Bell.

Dia memperingatkan bahwa jika tidak dikendalikan dengan baik dan jatuh ke tangan yang salah, revolusi AI bisa membuat ketidaksetaraan semakin parah karena pekerjaan hilang atau berkurang, sementara pemegang saham justru semakin kaya.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
فَبِمَا رَحْمَةٍ مِّنَ اللّٰهِ لِنْتَ لَهُمْ ۚ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيْظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوْا مِنْ حَوْلِكَ ۖ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِى الْاَمْرِۚ فَاِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِيْنَ
Maka berkat rahmat Allah engkau (Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekitarmu. Karena itu maafkanlah mereka dan mohonkanlah ampunan untuk mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sungguh, Allah mencintai orang yang bertawakal.

(QS. Ali 'Imran ayat 159)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement