Selasa 23 Sep 2025 20:33 WIB

Pemda Cirebon Memaafkan, Pelaku Pengrusakan dan Penjarahan Gedung DPRD Dibebaskan

Kejadian pengrusakan dan penjarahan tidak boleh terulang lagi

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Arie Lukihardianti
Pengunjuk rasa melakukan aksi di depan Mapolresta Kabupaten Cirebon, Jawa Barat (Ilustrasi)
Foto: ANTARA FOTO/Dedhez Anggara
Pengunjuk rasa melakukan aksi di depan Mapolresta Kabupaten Cirebon, Jawa Barat (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON -- Pemkab Cirebon resmi mencabut laporan kasus pengrusakan dan penjarahan Gedung DPRD Kabupaten Cirebon dan sejumlah fasilitas lainnya, dalam aksi unjuk rasa yang berlangsung pada 30 Agustus 2025. Kasus itu melibatkan 15 anak dibawah umur.

Bupati Cirebon, Imron mengatakan, telah menerima audensi dengan mahasiswa dan para orang tua yang anaknya terlihat dalam pengrusakan dan penjarahan saat aksi unjuk rasa tersebut. Pihaknya juga berkoordinasi dengan Polresta Cirebon.

Baca Juga

“Kami dari pemerintah memaafkan anak-anak kita yang melakukan penjarahan. Kami lakukan pencabutan dengan restorasi justice,” ujar Imron.

“Intinya, kejadian kemarin itu kita selesaikan dengan baik dan menjadi pelajaran kita semua,” imbuh Imron.

Imron juga mengajak mahasiswa dan masyarakat untuk menyampaikan aspirasi dengan baik. Pihaknya mengaku bersikap terbuka menerima kritik dan aspirasi yang disampaikan masyarakat. “Kalau ada permasalahan pemerintahan, mangga disampaikan aspirasinya. apiTapi harus ikuti mekanisme, jangan merusak. Jangan sampai berbuat melanggar hukum,” kata Imron.

Sementara itu, Ketua DPRD Kabupaten Cirebon, Sophi Zulfia menjelaskan, proses penyelesaian hukum dalam kasus pengrusakan dan penjarahan Gedung DPRD Kabupaten Cirebon telah mulai ditempuh melalui pendekatan Restorative Justice.

Dari total 28 orang yang telah ditetapkan sebagai tersangka, sebanyak 13 di antaranya merupakan anak dibawah umur dan telah diproses melalui mekanisme tersebut. “Masih ada 15 pelaku dewasa yang juga meminta untuk dilakukan Restorative Justice. Mudah-mudahan ini menjadi jalan terbaik bagi semua pihak,” katanya.

Ia pun menegaskan kejadian pengrusakan dan penjarahan tidak boleh terulang lagi. Penyampaian aspirasi bisa dilakukan dengan cara yang baik dan tidak melanggar hukum.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
فَبِمَا رَحْمَةٍ مِّنَ اللّٰهِ لِنْتَ لَهُمْ ۚ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيْظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوْا مِنْ حَوْلِكَ ۖ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِى الْاَمْرِۚ فَاِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِيْنَ
Maka berkat rahmat Allah engkau (Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekitarmu. Karena itu maafkanlah mereka dan mohonkanlah ampunan untuk mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sungguh, Allah mencintai orang yang bertawakal.

(QS. Ali 'Imran ayat 159)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement