Rabu 06 Jan 2016 11:12 WIB

Badan Antariksa Eropa Ingin Bangun Desa di Bulan

Rep: MgROL55/ Red: Dwi Murdaningsih
desain kubah yang akan dibuat di bulan
Foto: ESA/foster partner
desain kubah yang akan dibuat di bulan

REPUBLIKA.CO.ID, Lembaga antariksa kian berambisi untuk mencari kehidupan lain di luar bumi. Kali ini badan antariksa Eropa (ESA) berkeinginan untuk membangun desa di bulan. Ambisi ini diumumkan  pada Simposium International Moon 2020-2030 di Belanda bulan lalu.

Rencananya pembangunan desa di bulan ini sebagai batu loncatan untuk masa depan visi ke plat Mars. Dilansir dari laman Sciencealert, desa ini akan dihuni oleh tim astronot selama berbulan-bulan. Misi ini dibangun oleh 200 ilmuwan, termusuk insiyur dan ahli industr dalam acara konferensi tersebut.

"ESA menempatkan bulan sebagai destinasi prioritas bagi manusia dalam perjalanan ke Mars," kata Kathy Laurini, ilmuwan dari badan antraiksa AS (NASA) kepada Space.com.

Menurut dia, kini adalah waktu yang tepat bagi Eropa untuk memulai tujuan eksplorasi manusia menjelajahi tata surya. NASA melihat hal ini terjadi, karena bulan dianggap tempat yang paling stategis untuk misi ke Mars. Para ilmuan telah memperhitungkan astronot bisa memulai misi ke Mars dari bumi dengan beban 68 persen lebih sedikit jika menjadikan Bulan sebagai tempat pengumpul berbagai bahan bakar cair.

Rencana yang dibuat oleh ESA artinya, mulai dari awal tahun 2020, robot akan dikirim ke Bulan untuk memulai membangun berbagai fasilitas. Selanjutnya nanti diikuti dalam beberapa tahun terakhir kemudian oleh penduduk pertama.

Pada tahun 2013, ESA bekerja sama dengan perusahaan untuk memulai pengujian berbagai teknologi dasar-bangunan di bulan. Mereka ingin membuat bangunan yang bahannya  tidak perlu bersumber dari bumi. Untuk merealisasikan hal tersebut, mereka akan menggunakan printer 3D.

"Pertama, kita perlu untuk mencampur bahan dengan simulasi lunar magnesium oksida. Ini nanti bisa digunakan sebagai kertas (untuk mencetak)," kata Enrico Dini, pendiri mitra manufaktur Inggris.

Nantinya, para ilmuwan juga akan membuat tinta untuk bisa mencetak bangunan melalui printer 3D tersebut. Printer 3D yang dimiliki bisa mencetak benda 2 meter per jam. Pembuatan bangunan bisa kelar dalam satu pekan.

Perusahaan arsitektur Foster + Partners menawarkan desain kubah dan fitur dinding untuk melindungi warga terhadap micrometeor dan radiasi luar angkasa. Struktur-sel tertutup berongga Itu akan memberikan kekuatan pada bangunan agar tetap kokoh.

baca juga:

Keren! Toilet Tanpa Air Ini Bisa Hasilkan Listrik

Peristiwa Luar Angkasa yang Terjadi Sepanjang 2015

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement