Sabtu 15 Feb 2020 07:08 WIB

Kemensos Berupaya Tekan Angka Kemiskinan yang Diklaim Turun

Berbagai program Kemensos untuk menurunkan angka kemiskinan.

Red: Nashih Nashrullah
Mensos Juliari Batubara menyerahkan bantuan Program Sembako dan E-Warong di Semarang.
Foto: Dok Istimewa
Mensos Juliari Batubara menyerahkan bantuan Program Sembako dan E-Warong di Semarang.

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Kementerian Sosial terus berupaya menurunkan angka kemiskinan. Salah satu kota dengan angka kemiskinan terendah dari seluruh kota di Indonesia berada di Kota Semarang dengan persentase sebesar 3,98 persen. 

Menurut Menteri Sosial (Mensos), Juliari P Batubara, angka tersebut sudah jauh dari angka kemiskinan nasional yang persentasenya sebesar 9,22 persen. 

Baca Juga

Dalam kunjungan kerja Menteri Sosial bersama Direktur Jenderal  Penanganan Fakir Miskin (Dirjen PFM), Andi ZA Dulung, dalam rangka penyaluran bantuan sosial Program Sembako Tahun 2020 di elektronik warung gotong royong kelompok usaha bersama (e-warong KUBE) Mandiri Jaya di Kelurahan Bojongsalaman, Kecamatan Semarang Barat, Mensos menyampaikan meskipun angka kemiskinan terbilang rendah, angka kemiskinan tersebut tetap harus ditekan.  

Mensos Sosial berharap jika beliau berkunjung ke kota Semarang lagi, para Keluarga Penerima Manfaat (KPM) sudah tidak menerima bantuan namun KPM harus sudah sejahtera.  

Untuk dapat sejahtera dilakukan dengan strategi wirausaha bagi para KPM. Untuk KPM yang memiliki wirausaha bagus dan mampu dapat mengajukan pembiayaan melalui bank, program pemerintah, dan Permodalan Nasional Madani (PNM) Mekaar  

“Kementerian Sosial diberi tugas Presiden untuk membantu yang sifatnya sementara bagi masyarakat prasejahtera tapi selain itu juga membantu atau berupaya untuk pemberdayaan supaya ekonomi para KPM lebih baik,” jelas Mensos. 

Lebih lanjut Dirjen PFM dalam kunjungan tersebut menjelaskan tentang Program Sembako. Menurut dia, tidak mudah untuk menaikkan indeks jumlah bantuan dari Rp110 ribu menjadi Rp 150 ribu karena harus menyesuaikan anggaran.  

“Namun sudah menjadi komitmen Menteri untuk dijalankan sesuai dengan arahan Presiden bahwa indeks jumlah bantuan menjadi Rp 150 ribu setiap KPM per bulan,” jelas Dirjen PFM. 

Berkaitan dengan hal tersebut Dirjen PFM melaporkan jumlah penerima manfaat Bantuan Pangan di Provinsi Jawa tengah sebanyak 4.183.935 yang tersebar di 35 Kabupaten/Kota. Untuk Kota Semarang sampai 2020 sebanyak 41.326 KPM senilai Rp. 6.198.900.000 (Enam Milyar Seratus Sembilan Puluh Delapan Juta Sembilan ratus Ribu Rupiah) per bulan atau Rp. 74.386.800.000,- (Tujuh puluh empat milyar tiga ratus delapan puluh enam juta delapan ratus ribu rupiah) selama 12 bulan. 

Dalam kegiatan tersebut hadir 1000 KPM penerima bantuan sosial pangan program Sembako yang berasal dari Kecamatan Semarang Barat. Jumlah e-warong di kota Semarang sebanyak 255 terdiri dari 60 e-warong KUBE, 174 agen BNI 46 dan 21 RPK. Untuk kecamatan Semarang Barat terdapat 30 e-warong terdiri dari 5 e-warong KUBE, 24 agen BNI 46 dan 1 RPK. SDM Pendamping Bantuan Sosial Pangan kota Semarang sebanyak 18 orang yang terdiri dari Supervisor 1 orang, Korteks/Korda 1 orang dan Pendamping Sosial Bantuan Sosial Pangan Kecamatan 16 orang. 

Selanjutnya dalam kegiatan tersebut, Dirjen PFM Bersama Menteri Sosial meninjau e-Warong KUBE Mandiri Jaya.   Dirjen PFM mengingatkan kepada pengelola e-Warong untuk bahan pangan lain berupa buah-buahan yang dijual di e-warong diupayakan agar menjual buah-buahan lokal. “Jika yang dijual buah-buahan lokal keuntungan dari penjualan tersebut dapat dinikmati masyarakat sekitar,” jelas Andi.

Selain itu, e-warong Mandiri Jaya juga menyediakan beras, telur, ikan lele, daging ayam, buah pir, tahu, tempe, kacang hijau dan sayuran yang nanti penyalurannya akan disaksikan oleh bapak Menteri Sosial. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement