Kamis 20 Aug 2020 22:28 WIB

Pemkot Depok Minta Perkantoran Bentuk Satgas Covid-19

Satgas Covid-19 dibentuk agar tidak terjadi lagi klaster di perkantoran

Rep: Rusdy Nurdiansyah/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Petugas keamanan berjaga di area Mall Margo City, Depok yang sedang tutup sementara, Kamis (20/8). Pihak management Margo City melakukan inisiatif dengan mentutup sementara mall mulai 19 hingga 25 Agustus hal untuk mencegah meluasnya penyebaran Covid-19 setelah ditemukannya belasan kasus positif pegawai Giant yang berada di pusat perbelanjaan tersebut. Prayogi/Republika
Foto: Prayogi/Republika
Petugas keamanan berjaga di area Mall Margo City, Depok yang sedang tutup sementara, Kamis (20/8). Pihak management Margo City melakukan inisiatif dengan mentutup sementara mall mulai 19 hingga 25 Agustus hal untuk mencegah meluasnya penyebaran Covid-19 setelah ditemukannya belasan kasus positif pegawai Giant yang berada di pusat perbelanjaan tersebut. Prayogi/Republika

REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK--Penyebaran virus Corona (Covid-19) di Kota Depok semakin tak terkendali. Lima hari belakangan ini tercatat bertambah 239 kasus positif. Setiap harinya rata-rata penambahan berkisar 40 hingga 60 kasus positif. Data Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Depok pada Rabu (19/8), kasus positif bertambah 48 orang. Totalnya menjadi 1.767 orang terkonfirmasi positif.

"Untuk itu, kami meminta seluruh instansi pemerintah maupun swasta untuk membentuk satuan tugas (Satgas) khusus Covid-19," ujar anggota Tim Pencegahan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Depok, Denny Romulo Hutauruk saat melakukan penyemprotan disinfektan di Kantor PWI Kota Depok, Kamis (20/8).

Menurut Denny, pembentukan satgas tersebut, agar tidak terjadi lagi klaster Covid-19 di perkantoran, baik di swasta maupun di pemerintah. "Kita harapkan seluruh instansi, baik swasta maupun pemerintah untuk membentuk Satgas Covid-19 di unit kerjanya masing-masing," harapnya.

Dia menambahkan, adapun pembentukan satgas tersebut dilakukan, juga karena trend penyebaran Covid-19 di Kota Depok telah menyasar ke sejumlah perkantoran dan pertokoan sehingga terjadi klaster di lingkungan keluarga. "Jadi, inilah yang terjadi saat ini. Dari kantor menularkan ke keluarganya. Itu hasil tracing kami,” terangnya.

Denny menjelaskan, Satgas Covid-19 di masing-masing unit kerja instansi tersebut, nantinya dapat membantu pemerintah lebih aktif melakukan mitigasi pencegahan dan bisa efektif melakukan protokol Covid-19 secara reguler. "Untuk itu kita berharap seluruh instansi pemerintah, swasta baik itu mall, tempat usaha level industri agar membentuk Satgas Covid-19," tegasnya.

Denny mengajak seluruh elemen masyarakat agar bahu membahu melakukan pencegahan penyebaran Covid-19. "Kalau bicara Covid-19, kita harus gotong royong semua elemen. Baik itu pemerintah, tokoh agama, tokoh pemuda, kita harus bahu membahu melakukan pencegahan, minimal di rumah masing-masing," tuturnya.

Sementara itu, Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Kota Depok yang juga Wali Kota Depok, Mohammad Idris juga meminta kepada masyarakat untuk menerapkan Personal Lockdown. Caranya, dengan memproteksi diri sendiri dengan selalu menggunakan masker, menjaga jarak fisik, mencuci tangan memakai sabun atau hand sanitizer dan menghindari keramaian.

"Jadikan hal tersebut menjadi kebutuhan dan  kebiasaan baru bagi setiap personal di masa pandemi Covid-19," ujar Idris.

Menurut Idris, sebesar 60 persen kasus peningkatan Covid-19 yang terjadi di Kota Depok dan Jakarta, Bogor, Tanggerang, Bekasi (Jabotabek) disebabkan oleh pergerakan orang. "Untuk itu, selain program pencegahan penanganan yang dijalankan Pemerintah Kota (Pemkot) Depok, dalam situasi ini dibutuhkan peran serta dari masyarakat," pungkasnya..

Data Gugas Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Depok, Rabu (19/8), bertambah sebanyak 48 orang terkonfirmasi positif. Totalnya menjadi 1.767 kasus. Untuk pasien sembuh mengalami peningkatan, bertambah sebanyak 37 kasus, sehingga totalnya menjadi 1.187 kasus. Sedangkan untuk pasien terkonfirmasi positif yang meninggal jumlahnya masih seperti sehari sebelunya, yakni sebanyak 58 kasus.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement