Kamis 10 Nov 2022 18:45 WIB

Jenderal AS: Ada Peluang Bagi AS dan Ukraina untuk Negosiasi Damai

40 ribu warga Ukraina dan 100 ribu tentara Rusia tewas dalam perang.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Friska Yolandha
Ketua Kepala Staf Gabungan Jenderal Mark Milley berbicara selama konferensi media setelah pertemuan para menteri pertahanan NATO di markas NATO di Brussels, 12 Oktober 2022.
Foto: AP Photo/Olivier Matthys
Ketua Kepala Staf Gabungan Jenderal Mark Milley berbicara selama konferensi media setelah pertemuan para menteri pertahanan NATO di markas NATO di Brussels, 12 Oktober 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Kepala Staf Gabungan Militer Amerika Serikat (AS), Mark Milley mengatakan, sebanyak 40.000 warga sipil Ukraina dan lebih dari 100.000 tentara Rusia telah tewas atau terluka dalam perang. Jenderal angkatan darat itu menambahkan, ada peluang bagi Rusia dan Ukraina untuk melakukan negosiasi damai.

"Hal yang sama mungkin juga dialami oleh pihak Ukraina. Ada begitu banyak penderitaan manusia,” kata Milley di The Economic Club of New York.

Baca Juga

Milley mengatakan, Rusia telah mengumpulkan 20.000 hingga 30.000 tentara di Kherson. Menurutnya penarikan penuh pasukan Rusia dari Kherson bisa memakan waktu selama beberapa minggu. Menurutnya, pengunduran diri Rusia dari Kherson, yang direbutnya pada awal perang, dan potensi kebuntuan dalam pertempuran selama musim dingin dapat memberi kesempatan kepada kedua pihak untuk merundingkan perdamaian.

“Indikator awalnya adalah mereka (Rusia) benar-benar melakukannya (menarik pasukan dari Kherson). Mereka membuat pengumuman publik bahwa mereka melakukannya. Saya percaya mereka melakukannya untuk mempertahankan kekuatan mereka dan membangun kembali garis pertahanan di selatan sungai (Dnieper), tetapi itu masih harus ditinjau kembali," kata Milley.

Milley mengatakan, Rusia mungkin akan menggunakan retret untuk mengatur ulang pasukan dan mempersiapkan serangan pada musim semi. Menurut Milley, selama jeda ada peluang bagi kedua pihak untuk negosiasi.

"Tetapi agar negosiasi bisa berjalan, baik Rusia dan Ukraina harus mencapai pengakuan bersama bahwa kemenangan militer mungkin tidak dapat dicapai melalui cara militer, dan oleh karena itu Anda perlu beralih ke cara lain," kata Milley, yang mengutip akhir Perang Dunia I sebagai contoh.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy sebelumnya mengatakan, dia terbuka melakukan pembicaraan damai dengan Rusia untuk mengakhiri perang tetapi dengan syarat bahwa Rusia mengembalikan semua wilayah yang diduduki. Selain itu, Rusia juga harus memberikan kompensasi atas kerusakan perang dan menghadapi tuntutan atas kejahatan perang.

Sementara Rusia juga mengaku terbuka untuk pembicaraan damai dengan Ukraina. Pekan ini, Rusia mengumumkan mulai menarik pasukan dari Kherson.

Zelenskyy memperingatkan, Rusia berpura-pura mundur dari Kherson untuk menarik tentara Ukraina ke dalam pertempuran yang mengakar di kota pelabuhan industri strategis itu. Kherson merupakan pintu gerbang ke Semenanjung Krimea yang diduduki Rusia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement