Senin 07 Mar 2022 09:41 WIB

Luka Industri Otomotif Akibat Konflik Rusia-Ukraina

Konflik Tusia Ukraina membuat industri otomotif babak belur.

Red: Dwi Murdaningsih
Perusahaan otomotif asal Rusia Avtovaz
Foto:

Dampak sanksi

Konflik negara pecahan Soviet ini bukan hal sepele. Sejarah panjang Rusia dan Ukraina sangat dekat dengan konflik di masa lalu, meskipun keduanya terbentuk dari pecahnya Rus Kiev yang pernah mencapai kejayaan pada abad 10 dan 11.

Hubungan Rusia-Ukraina memanas setelah lengsernya presiden Ukraina yang pro-Rusia Viktor Yanukovych pada 2014, yang kemudian membawa Ukraina masuk Uni Eropa dan NATO setelah revolusi Oranye. Konflik Rusia-Ukraina terkait Krimea dan keberadaan pangkalan militer NATO di Eropa Timur menjadi alasan kian memanasnya situasi.

Amerika Serikat yang oleh Putin dituding memiliki kepentingan di sana langsung merespons dengan menjatuhkan sanksi bagi Rusia atas serangannya ke Ukraina. Pun demikian dengan Uni Eropa yang berupaya melindungi kawasan dari kehancuran lebih fatal.

Sanksi ekonomi yang dijatuhkan UE dan AS pun bukan tanpa konsekuensi. Sanski ini telah direspons oleh industri otomotif dengan menangguhkan operasinya di Rusia dan Ukraina, menghentikan pengiriman dan sebagian meninjau ulang investasinya.

Bukan hanya pabrikan Eropa, pabrikan Jepang, Amerika Serikat, bahkan China juga mengambil langkah serupa. Ini tentu saja berimbas pada turunnya penjualan dan produksi yang pada akhirnya bermuara pada kinerja bisnis mereka.

Sederet pabrikan Jepang, Mazda misalnya, menghentikan pengiriman ekspor suku cadang ke pabrik patungan di Vladivostok, Rusia. Merek ini tahun lalu menjual 30.000 unit mobil di Rusia. Kemudian Honda menangguhkan ekspornya ke Rusia yang pada 2020 mencapai 1.406 unit kendaraan.

Rusia juga pasar penting bagi Nissan yang pada tahun lalu membukukan penjualan 53.000 unit di negara itu. Lalu Toyota, yang cukup populer di Rusia, setiap tahunnya memproduksi 80.000 kendaraan di pabriknya di St. Petersburg dan mempekerjakan kurang lebih 2.000 staf.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement