Rabu 21 Jul 2010 05:49 WIB

Telkom Tingkatkan Fasilitas Telekomunikasi di Pulau Terpencil

Rep: cep/ Red: Krisman Purwoko

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk (Telkom) menguatkan komitmen untuk menyediakan layanan telekomunikasi di pulau-pulau terluar Indonesia, baik itu layanan telepon (suara) maupun data (internet). Vice President Public and Marketing Communication Telkom, Eddy Kurnia menegaskan tersedianya layanan telekomunikasi tersebut sangat penting, mengingat posisi beberapa pulau terluar secara geopolitik sangat strategis.

Eddy menyatakan, beberapa pulau terluar, saat ini sudah memiliki akses tidak hanya suara tetapi juga internet. ''Natuna merupakan pulau terluar Indonesia pertama yang memiliki akses internet kecepatan tinggi. Natunan sejak tahun 2007 telah menikmati layanan internet cepat Speedy,''kata Eddy dalam siaran persnya Selasa (20/7).

Penyediaan layanan internet broadband TelkomSpeedy di Natuna merupakan bagian dari tanggung jawab sosial Telkom yang tertuang dalam salah satu corporate inisiative. Disebutkan Eddy, fasilitas yang dioperasikan TELKOM di pulau tersebut terdiri dari tiga akses, yakni telepon, faksimili dan internet broadband.

''Telkom telah bertekad untuk menjadi yang terdepan dalam pengelolaan USO (Universial Service Obligation) sekaligus terdepan dalam membangun infrastruktur telekomunikasi di titik-titik terluar wilayah Indonesia,'' kata dia. Ditambahkannya, kehadiran Telkom yang sebagian besar sahamnya dimiliki oleh negara di pulau-pulau terluar maupun daerah-daerah perbatasan dengan negara lain secara tidak langsung merupakan simbol kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Selain di Natuna, Telkom telah menggelar infrastruktur di Pulau Miangas yang berbatasan dengan Filipina dan Pulau Nipah yang berbatasan dengan Singapura. Setidaknya ada 12 titik wilayah terluar lain yang menjadi target pembangunan infrastruktur Telkom, yaitu: Pulau Marore (Utara Kepulauan Sangihe, berbatasan dengan Filipina), Pulau Marampit (Utara Kepulauan Talaud, berbatasan dengan Filipina), Pulau Sekatung (Utara Pulau Natuna, berbatasan dengan Vietnam), Pulau Tapeh (sebelah Timur Laut Timor Leste), Pulau Rondo (Utara Pulau Weh, Aceh), Pulau Berhala, P Fani (Utara Papua), Pulau Fanildo (Utara Papua), Pulau Bras (Utara Papua), Pulau Batek (berbatasan dengan Timor Leste), Pulau Dana (berbatasan dengan Australia), dan Pulau Sebatik (berbatasan dengan Malaysia).

Kehadiran Telkom di lokasi-lokasi tersebut dilandasi kesadaran bahwa semua orang di Indonesia seyogyanya memiliki akses terhadap sarana telekomunikasi guna meningkatkan kualitas hidupnya. ''Telkom memiliki komitmen menggelar infrastruktur di seluruh wilayah Indonesia untuk mengurangi berbagai kesenjangan informasi akibat keterpencilan wilayah geografis,'' kata Eddy. Saat ini terdapat 66.778 desa di Indonesia, dari jumlah tersebut baru sekitar 23.759 atau 36 persen di antaranya yang sudah terjangkau layanan telekomunikasi.

Lebih dari sebatas pengelolaan USO, Telkom kata Eddy, bahkan berkeinginan untuk menjadi yang terdepan dalam membangun infrastruktur di titik-titik terluar wilayah Indonesia. ''Kehadiran Telkom di pulau terluar dan wilayah terpencil semata-mata sebagai bagian dari tanggung jawab sosial perusahaan, karena apabila dilihat dari hitungan bisnis, pengoperasian fastel lokasi- lokasi tersebut tidak menguntungkan,'' tandas Eddy. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement