REPUBLIKA.CO.ID,KAIRO--Presiden Mesir Hosni Mubarak pada Selasa memulai kunjungan ke negara-negara kaya minyak Teluk menyusul pertemuannya , Sabtu (20/11) di Riyadh dengan Raja Arab Saudi Abdullah Bin Abdul Aziz dan pada Ahad di Kairo bertemu dengan Presiden Palestina Mahmoud Abbas. "Fokus utama kunjungan Presiden Mubarak ke negara-negara Teluk itu untuk mempersatukan sikap dalam masalah proses perdamaian Palestina-Israel," kata Juru Bicara Presiden Mesir, Sulaiman Iwad, Selasa.
Sebelumnya, Mubarak mendukung tegas sikap Abbas dalam pertemuannya di Kairo bahwa pihak Palestina tidak akan melanjutkan perundingan langsung dengan Israel bila negara Zionis Yahudi itu terus bersikeras meneruskan pembangunan permukiman di Tepi Barat dan Jerusalem Timur."Perundingan langsung dengan Israel hanya dapat dilanjutkan bila Israel menghentikan secara total pembangunan permukiman Yahudi di Tepi Barat termasuk di Jeruslem," Abbas menegaskan dalam jumpa pers setelah pertemuannya dengan Mubarak.
Ia juga menekankan bahwa Palestina akan melakukan yang terbaik untuk mencapai solusi hingga mewujudkan negara Palestina merdeka dengan ibu kota abadi Jerusalem Timur. Perundingan langsung Palestina-Israel yang dimulai pada 2 September lalu atas prakarsa Amerika Serikat kini mengalami jalan buntu akibat Israel ingkar janji dengan meneruskan pembangunan permukiman.
Sementara itu, kunjungan selama dua hari Presiden Mubarak ke Teluk tersebut mencakup Uni Arab Emirat (UAE), Qatar dan Bahrain. Menurut Iwad, Mubarak dalam kunjungan itu didampingi sejumlah menteri, antara lain luar negeri, menteri penerangan, menteri perdagangan, menteri perindustrian dan menteri urusan rumah tangga kepresidenan, juga sejumlah pengusaha.
Selain masalah politik regional dan internasional, Mubarak juga akan membicarakan bersama para pemimpin negara-negara tersebut mengenai penguatan kerja sama ekonomi dan perdagangan, katanya.