REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Pengamat Politik Centre for Strategic and International Studies (CSIS) Nico Hardjanto mengatakan, sekretariat gabungan partai-partai koalisi pendukung pemerintah (Setgab) membutuhkan sosok kepemimpinan agar mampu berperan efektif. "Saya kira melihat koalisi sangat cair, Demokrat dan Susilo Bambang Yudhoyono tidak bisa sepenuhnya mengendalikan koalisi. Saya kira setgab idenya bagus, masalahnya adalah tidak ada semacam 'leadership' (kepemimpinan)," katanya di Jakarta, Selasa (18/1).
Menurut dia, ketua harian yang dijabat oleh Aburizal Bakrie saat ini tidak menunjukan kepemimpinan dalam setgab. Ia mengatakan, kepemimpinan Aburizal Bakrie dalam setgab memiliki dilema. "Yang namanya Aburizal Bakrie ketua setgab bukan berarti 'leader' (pemimpin), masing-masing punya agenda. Kita akui ketua setgab ini punya masalah hukum, sehingga menggerakkan dukungan pemerintah lemah dan kemauan koalisi juga sedikit," katanya.
Ia menegaskan, Setgab apabila tidak memiliki kepemimpinan hanya akan menjadi ajang politik baru bagi partai-partai koalisi bukan menjadi solusi pemerintahan. Ia menambahkan, keputusan MK yang menurunkan kuorum untuk mengusulkan hak mengajukan pendapat DPR dari 3/4 menjadi 2/3 akan menambah kegaduhan politik 2011.
Menurut dia, keputusan ini akan menambah daya tawar partai-partai politik yang ada dalam koalisi. Untuk itu, menurut dia, perlu kepemimpinan yang efektif di Setgab. Sementara itu, sebelumnya berbagai kalangan juga meramalkan setgab pada 2011 akan semakin tidak efektif. Menurut Pengamat Politik Charta Politika Yunarto Wijaya, pada 2011 setgab semakin sulit dikendalikan karena dampak dari keputusan MK dalam kuorum hak menyatakan pendapat DPR dan persaingan dalam pembuatan RUU Paket Politik.
Sedangkan Ketua Bidang Pemenangan Pemilu Partai Hanura Yuddy Chrisnandi menilai Sekretariat Gabungan Partai Politik Pendukung Pemerintah (Setgab) semakin rentan perpecahan seiring dengan semakin menurunnya kepercayaan publik terhadap pemerintah.