REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Presiden Mesir Hosni Mubarak mengangkat seorang kepala intelijen baru, menurut media pemerintah pada Senin, meskipun ia tengah menghadapi tantangan terbesar dalam pemerintahannya yaitu aksi protes antipemerintah.
Mubarak mengangkat Jenderal Murad Mowafi, mantan gubernur Sinai utara, sebagai kepala intelijen Mesir, menurut laporan Al-Ahram.
Langkah tersebut merupakan lanjutan setelah mantan kepala intelijen Omar Suleiman diangkat sebagai wakil presiden pada Sabtu, sebuah posisi baru dalam 30 tahun pemerintahannya.
Mubarak, yang menghadapi demonstrasi selama tujuh hari untuk memintanya mundur tidak menunjukkan tanda-tanda akan lengser dari jabatannya sebagai orang nomor satu di Mesir.
Bahkan sebelumnya dilaporkan bahwa pemerintah Mesir telah menutup akses internet dan mematikan jaringan telepon seluler untuk mencegah luasnya dampak aksi protes rakyatnya