Selasa 13 Jul 2010 01:15 WIB

Konsumen tak Yakin Resosialisasi Tabung Gas 3 Kg

Rep: S Bowo Pribadi/ Red: Endro Yuwanto

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG--Maraknya kasus kebakaran-–yang diduga akibat tabung elpiji 3 kilogram—membuat warga Kota Semarang ikut was-was dengan keamanan piranti program konversi ini.

Kecemasan warga ini pun berbuntut keluhan dari para pengguna (konsumen) elpiji 3 kg. Meski pihak Pertamina getol melakukan resosialisasi, sebagian warga menilai upaya ini masih bersifat parsial.

Pasalnya, sosialisasi langsung kepada para pengguna rumah tangga masih sangat minim dan belum merata di wilayah Kota Semarang dan daerah lain di sekitarnya.

Padahal masyarakat sangat mengharapkan kiat penggunaan elpiji 3 kg yang aman, menyusul maraknya kabar peredaran tabung gas yang bermasalah di tengah masyarakat.

''Kami sangat mengharapkan, soasialisasi ini langsung dari rumah ke rumah pengguna. Tak sekedar di agen- agen, pangkalan, maupun pusat keramaian saja,'' ujar Prayitno (40 tahun), warga Pudakpayung, Senin (12/7).

Hal serupa juga diungkapkan oleh Kusrini (36), warga Sekaran, Kecamatan Gunungpati. Menurutnya, sosialisasi di tempat keramaian seperti pasar kurang efektif.

Pasalnya warga yang datang ke pasar pasti memiliki urusan sendiri dan tak sekadar untuk menerima liflet atau sosialisasi penggunaan yang aman. ''Bagaimana masyarakat bisa fokus jika urusannya sendiri saja belum selesai,'' keluhnya.

Seperti diketahui, dalam beberapa hari terakhir pihak Pertamina Pemasaran BBM Retail Region IV, terus melakukan resosialisasi penggunaan elpiji 3 kg yang aman dan benar.

Di Kota Semarang, sosialisasi di pusatkan di Kelurahan Karang Tempel, Kecamatan Semarang Timur. Melalui upaya ini diharapkan agar konsumen bisa semakin memahami cara-cara penggunaan yang baik dan benar. Sehingga elpiji ini semakin aman dan nyaman untuk digunakan.

Terkait dengan keluhan warga ini, Asisten Manager External Relation Pertamina Pemasaran BBM Retail Region IV, Heppy Wulansari menuturkan, pihaknya memang tidak melakukan sosialisasi langsung dari rumah- ke rumah.

Namun hanya memanfaatkan peran agen penyalur elpiji 3 kg dan pusat- pusat keramaian di mana merupakan tempat berkumpulnya banyak orang (warga).

Dalam resosialisasi tersebut, selalu ditekankan agar masyarakat meneliti kondisi tabung, kompor, dan aksesorisnya. Selain memastikan adanya logo SNI, juga harus diperhatikan kelayakan kondisi fisiknya.

Sosialisasi tidak hanya dilakukan kepada masyarakat sebagai pengguna tetapi juga pada agen dan pangkalan secara rutin. Dengan begitu diharapkan agen dan pangkalan bisa membantu menjelaskan jika ada keraguan mengenai penggunaan elpiji 3 kg.

''Jika masih ada keraguan, masyarakat bisa menghubungi Contact Pertamina di nomor 500 000 (langsung dari PSTN, atau menambahkan kode area bagi pengguna GSM),'' jelas Heppy.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement