Ahad 14 Nov 2010 19:29 WIB

Kasus DBD di Solo Masih Tinggi

Rep: Nuraini/ Red: Endro Yuwanto

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO--Penemuan kasus penyakit Demam Berdarah (DBD) di Kota Solo masih tergolong tinggi. Ini terbukti dengan penemuan kasus DBD hingga Oktober tercatat 474 kasus dengan korban meninggal 8 orang. Jumlah korban meninggal tersebut naik satu orang dibandingkan tahun sebelumnya.

“DBD memang masih menjadi masalah di Kota Solo, terlihat dari kasus yang masih tinggi,“ ujar Titik Kadarsi, Kepala Bidang Pembrantasan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Kota (DKK) ditemui di kantornya, akhir pekan ini.

Hingga akhir tahun 2009, penemuan kasus DBD di Kota Solo mencapai 684 kasus. Menurut Titik, angka kejadian tersebut masih lebih tinggi dibandingkan angka nasional, yakni tidak lebih dari 2 dibanding 10 ribu penduduk. “Solo ini termasuk di atas, pada Oktober, angka kejadian mencapai 9 banding 10 ribu penduduk," jelasnya.

Titik menerangkan, kasus DBD banyak ditemukan pada bulan tertentu. Masa puncak kasus DBD di Kota Solo biasanya terjadi pada Maret hingga Juni. “Tapi ini pada Juli, masih ditemukan karena adanya pengaruh cuaca ekstrim. Jadi kami masih perlu waspada, meskipun angka kejadian pada Oktober 2010 masih lebih rendah dibandingkan catatan tahun sebelumnya,“ ungkapnya.

Untuk langkah pencegahan, diakui Titik, pihaknya telah melakukan berbagai upaya secara intensif. Langkah-langkah pencegahan tersebut di antaranya porselinisasi bak penampungan air dan abatesisasi selektif massal. “Kami memang masih melakukan abatesisasi selektif, tapi kami melakukannya secara massal. Pada 26 dan 27 November mendatang kami akan melakukan abatesisasi untuk periode yang ketiga,“ terangnya.

Di sisi lain, penemuan kasus penyakit menular seperti Tubercolosis (TBC) juga masih menjadi masalah di Kota Solo. Diungkapkan Titik, penemuan kasus TBC di Kota Solo telah mendekati angka perkiraan yakni 556 penderita dalam satu tahun. “Pada triwulan ketiga ini, kami sudah menemukan sekitar 60 persen penderita yakni 311 kasus,“ sebutnya.

Angka kesembuhan penderita TBC di Solo, Titik menyebutkan, telah mencapai di atas 95 persen. Hal ini, lanjut dia, tidak lepas dari penanganan kasus TBC di Solo yang telah melibatkan Pendamping Minum Obat (PMO). “Kami telah berikan layanan paket obat 6 bulan yang bisa didapatkan secara gratis di puskesmas. PMO yang berasal dari anggota keluarga telah kami libatkan untuk mengingatkan agar penderita minum obat secara rutin, juga mengantar periksa,“ jelasnya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement