Rabu 28 Sep 2016 18:20 WIB

Amerika Jadi Benua Pertama yang Bebas Campak

Vaksin Campak (ilustrasi)
Foto: topnews.in
Vaksin Campak (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Amerika dinyatakan sebagai benua pertama bebas dari penyakit campak setelah rutin memberlakukan vaksin selama 22 tahun. Hal itu diungkapkan Badan Kesehatan Seluruh Amerika (PAHO), Selasa (28/9).

Menurut PAHO penyakit menular asal Amerika itu tak lagi menjangkiti warga dalam tiga tahun belakangan.   Ini saat bersejarah," kata Carissa Etienne, direktur PAHO, atau cabang Badan Kesehatan Dunia (WHO) untuk Amerika.

Badan ini menyebutkan campak adalah penyebab utama kematian anak-anak negara berkembang di seluruh dunia. Setidak-tidaknya, 250 ribu orang terjangkit campak tahun lalu. Sebagian besar korban berasal dari Afrika dan Asia

Data WHO menunjukan virus campak dapat berujung pada sejumlah komplikasi mematikan seperti diare, dehidrasi, infeksi saluran pernapasan, dan radang otak. Penyakit itu diperkirakan menewaskan 314 orang per harinya.

Wabah campak Amerika terakhir terjadi di Venezuela, 2012. Namun, kawasan itu baru menyatakan wilayahnya bebas campak pada tahun ini.

Sejumlah faktor seperti konflik membuat proses verifikasi ke sejumlah komunitas terhambat, kata Marceline Dahl-Regis, kepala komite ahli, bertanggung jawab memverifikasi klaim bebas campak dan penyakit lainnya di Amerika.

Justin Lessler, ahli epidemiologi dari John Hopkins Bloomberg School of Public Health, Baltimore mengatakan, virus campak kiriman yang masih menjangkit beberapa wilayah dunia dapat menyebabkan wabah lanjutan di Amerika. "Warga perlu terus divaksinasi demi menjaga status bebas campak," katanya.

Sebelum upaya vaksinasi dilakukan secara menyeluruh pada 1980-an, penyakit itu telah menewaskan 2,6 juta orang per tahunnya di seluruh dunia. Sekitar 122 ribu diantaranya berasal dari Amerika, kata PAHO. Campak adalah penyakit kelima diberantas di Amerika setelah cacar pada 1971, polio pada 1994, virus rubella (RuV), dan sindrom rubella kongenital (CRS) pada 2015, tambahnya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement