Kamis 07 Aug 2014 19:18 WIB

Prabowo: Jangan Kita Benci Mereka

Rep: Muhammad Subarkah/ Red: Mansyur Faqih
Prabowo Subianto (kiri) didampingi calon wakil presiden Hatta Rajasa (kanan) menjalani sidang perdana perkara Perselisihan Hasil Pemilihan Umum (PHPU) Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014 di Mahkamah Konstitusi (MK), Jakarta, Rabu (6/8).
Foto: Aditya Pradana Putra/Republika
Prabowo Subianto (kiri) didampingi calon wakil presiden Hatta Rajasa (kanan) menjalani sidang perdana perkara Perselisihan Hasil Pemilihan Umum (PHPU) Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014 di Mahkamah Konstitusi (MK), Jakarta, Rabu (6/8).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Prabowo Subianto mengatakan kecurangan pilpres 2014 sangat vulgar. Bahkan sejak jauh-jauh hari kondisi seperti ini sudah diprediksi bakal terjadi. 

Karenanya, pendukung Prabowo-Hatta yang jumlahnya diklaim mencapai 67 juta orang menunggu keadilan di Mahkamah Konstitusi (MK).

"Kami tahu ada pihak yang membuat daftar pemilih yang penuh dengan nama-nama hantu, nama orang yang tidak ada atau bahkan satu nama akan diulang-ulangi puluhan bahkan ratusan kali. Bahkan mencoba apa yang mereka sudah lakukan di masa lalu, yakni anak 6-7 tahun dipasang kembali namanya. Atau orang yang sudah meningggal dipasang lagi namanya," kata Prabowo dalam perbincangan di Jakarta, Kamis (7/8).

Kenyataan buruk itu, lanjut Prabowo, membuktikan bahwa praktik akal-akalan dalam pilpres kali ini benar terjadi. Akibatnya, demokrasi yang sudah dibangun secara susah payah sekarang dibajak secara semena-mena. 

"Mereka telah membuat demokrasi kita seperti sebuah lelucon. Demokrasi yang seolah-olah demokrasi, demokrasi yang prosedural tapi tidak esensial. Demokrasi yang memiliki bentuk tapi tidak punya visi," tegas Prabowo.

Menurut Prabowo, bila kecurangan tersebut dibiarkan maka akan mencederai konstitusi dan keadilan hukum. 

Selain itu, egara nantinya akan dipimpin sekelompok kaum oligarki yang suka hidup dalam kondisi korup. Termasuk yang suka pula bila kekayaan Indonesia terus diambil ke luar. 

Mereka dianggap melakukan hal buruk itu dengan menghalalkan segala cara. Termasuk membuat kecurangan secara terstruktur, sistematis dan masif dalam pilpres ini.

Dalam situasi ini, ia menyatakan, selalu mengajarkan kepada kawan, sahabat dan anak buahnya untuk tidak membenci orang lain. Termasuk orang asing sekali pun.

"Saya justru belajar dari mana pun. Kita sebagai bangsa harus belajar dari semua bangsa lain. Dan kalau  mereka lebih berhasil jangan kita benci mereka, justru belajarlah dari mereka," ujar Prabowo.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement