Ahad 15 Jan 2017 07:17 WIB

Tangis Obama, Naiknya Trump, Ancaman Perang Asia Pasifik: Indonesia Mau Apa?

Presiden AS Barack Obama bersama istri Michele Obama di atas panggung saat pidato perpisahannya di Chicago, AS, Selasa (11/1) waktu setempat.
Foto: Reuters/Jonathan Ernst
Presiden AS Barack Obama bersama istri Michele Obama di atas panggung saat pidato perpisahannya di Chicago, AS, Selasa (11/1) waktu setempat.

Oleh: Selamat Ginting*

Presiden Amerika Serikat (AS), Barack Husein Obama (55 tahun) menyampaikan pidato perpisahan di McCormick Place, Kota Chicago. Tak hanya Obama, Wakil Presiden Joe Biden (75 tahun) turut hadir dalam acara tersebut. Termasuk istri Obama dan istri Biden.

Dalam pidatonya itu pada Selasa (10/1/2017) malam waktu setempat atau Rabu (11/1/2017) pagi WIB, Obama tampak emosional. Bahkan, dalam suatu momen, dia tak kuasa meneteskan air mata di hadapan ribuan pendukungnya.

Ia menyatakan bahwa AS sudah mengalami pencapaian yang luar biasa selama delapan tahun kepemimpinannya. Namun, dia berpesan kepada rakyat Amerika – terutama kepada para pendukung Partai Demokrat – agar mendukung penuh kepemimpinan presiden baru, Donald Trump dari Partai Republik. Trump akan dilantik pada 20 Januari atau 21 Januari 2017, WIB, mendatang.

Kita tidak tahu sesungguhnya apa yang membuat Obama meneteskan airmata. Terakhir, Obama tak kuasa menahan kekecewaannya tatkala Presiden terpilih, Donald Trump, mengangkat pensiunan Letnan Jenderal Michael Flynn sebagai penasihat keamanan nasional.

Padahal pada 2014, Presiden Obama memecat Letjen Flynn dari jabatannya sebagai direktur Badan Intelijen Pertahanan AS. Gaya kepemimpinan Flynn yang anti-Islam menjadi penyebab pemecatannya.

“Trump berencana menyebarkan ketakutan akan Islam atau Islamophobia untuk kepentingan agenda politiknya,” kata Kevin Barrett, seorang komentator politik Amerika, penuh khawatir.

Sebelumnya Obama juga mengecam pernyataan Trump yang menyuarakan larangan bagi Muslim untuk memasuki AS, dan peningkatan pengawasan terhadap masjid-masjid di AS.

“Trump sudah kelewatan dalam menyampaikan pendapatnya. Retorika anti-Muslim yang kerap disampaikan Trump bisa membahayakan persatuan AS dan dunia.”

“Apakah kita akan mulai menundukkan mereka (Muslim) dalam pengawasan khusus? Kita akan mulai membedakan mereka karena iman mereka?," tanya Obama lagi, penuh heran dengan sikap Trump.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement