REPUBLIKA.CO.ID,DOHA - Ulama ternama asal Mesir yang kini bermukim di Qatar, Syekh Yusuf Qaradhawi, menyatakan dukungannya terhadap revolusi yang terjadi di Suriah. “Kereta revolusi kini tiba di stasiunnya,” kata Qaradhawi, Sabtu (26/3).
Syekh Qaradhawi mengecam keras penyerbuan yang dilakukan aparat keamanan Suriah terhadap warga Dara’a yang akan menewaskan puluhan orang tak bersalah di Masjid Umari. “Serangan terhadap kesucian rumah Allah itu tak lepas dari keterlibatan Syiah Alawi,” kata ulama kharismatis ini. “Bashar memiliki hubungan dengan Syiah… dia adalah tawanan Syiah!”
Ketua Persatuan Ulama Internasional ini mengatakan, aparat keamanan tidak peduli dengan kesucian rumah Allah sehingga seenaknya melakukan pembunuhan di dalamnya. “Warga hanya melakukan revolusi damai, tanpa senjata, batu atau tongkat. Namun mereka dibantai secara keji dengan senapan mesin. Tidak hanya membunuh di masjid, aparat juga membunuh warga di rumah-rumah mereka,” ungkapnya.
Ulama yang dikenal tegas ini mengutuk langkah-langkah yang diambil pemerintah Suriah dalam menghadapi gelombang revolusi. Dia menyebut Presiden Suriah Bashar Al-Assad sebagai sosok sektarian yang dikendalikan oleh kekuatan Syiah. “Dia muda dan terpelajar, dan memiliki waktu panjang untuk belajar dan berbuat banyak. Namun dia menjadi tawanan dan bujang golongan Alawi,” ujarnya.
Menurut Qaradhawi, Suriah tak dapat dipisahkan dari sejarah bangsa Arab, sehingga tak mungkin kebal terhadap revolusi. “Sebagian mereka mengatakan Suriah kebal terhadap revolusi ini, bagaimana bisa? Bukankah Suriah juga bagian dari bangsa Arab? Apakah hukum Allah tidak berlaku pada bangsa dan masyarakatnya? Suriah sama seperti yang lain, ia termasuk bagian pertama revolusi,” tegasnya.