Kamis 21 Apr 2011 20:36 WIB

Krisis Politik Memburuk, Presiden Yaman Tetap Menolak Mundur

Red: cr01
Presiden Yaman, Ali Abdullah Sale
Foto: AP/Hani Mohammed
Presiden Yaman, Ali Abdullah Sale

REPUBLIKA.CO.ID, SANA’A - Presiden Yaman Ali Abdullah Saleh menolak tuntutan kelompok oposisi agar ia mengundurkan diri. “Saya akan mematuhi konstitusi dalam setiap pengalihan kekuasaan,” tegas Saleh sebagaimana dilansir kantor berita Yaman, SABA, (Kamis 21/4).

Dalam pidatonya di hadapan sekelompok perempuan di ibukota Sana’a, Saleh mengatakan akan melepaskan kekuasaaan hanya melalui pemilu. "Kami akan terus menolak… tanpa takut dan berkomitmen untuk mempertahankan legitimasi konstitusional, serta menolak konspirasi dan kudeta," tegasnya.

"Biarlah mereka yang ingin meraih kekuasaan menggantungkan harapannya pada kotak suara. Perubahan hanya dapat terjadi melalui pemilihan umum dan dalam kerangka legitimasi konstitusional," kata Saleh, yang masih menjabat hingga 2013.

Pernyataan Saleh ini muncul setelah anggota Dewan Keamanan (DK) PBB gagal membuat sebuah pernyataan bersama tentang Yaman. Anggota DK PBB menyerukan agar semua pihak menahan diri dan melakukan dialog politik di Yaman, seiring dengan terjadinya pertemuan 15 anggota DK yang membahas krisis Yaman untuk pertama kalinya.

Namun pertemuan tertutup yang diprakarsai Jerman itu gagal menyepakati kesepakatan bersama tentang Yaman, padahal aksi protes anti-pemerintah telah berjalan tiga bulan. "Kami menyatakan keprihatinan mengenai situasi di Yaman yang semakin memburuk. Kami meminta semua pihak untuk menahan diri dan menggelar dialog," kata Duta Besar Jerman Peter Wittig, setelah pertemuan DK PBB.

"Sebagian besar dari kita di DK PBB secara eksplisit menyatakan dukungan bagi upaya mediasi yang dilakukan negara kerjasama Teluk (GCC),” tambah Wittig.

sumber : Al-Jazirah
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement