REPUBLIKA.CO.ID, SANA'A – Ribuan demonstran berbondong-bondong ke ibukota Sana'a, Ahad (26/6), untuk mendesak kedua anak laki-laki Presiden Ali Abdullah Saleh, yang sedang dirawat di rumah sakit di Riyadh akibat ledakan bom, untuk segera meninggalkan Yaman.
"Ahmad, Khaled, pergi! Ikuti ayahmu!" teriak massa sambil menyanyi di jalanan di sekitar Lapangan Perubahan, pusat gerakan demonstrasi anti-Saleh. Anak tertua Saleh, Ahmed, memimpin pasukan elite militer Garda Republik, sementara saudara laki-lakinya, Khaled, memimpin unit pasukan khusus.
Presiden Saleh—yang menghadapi gelombang demonstrasi terhadap pemerintahannya selama hampir enam bulan—sudah tidak tampak di muka umum, sejak ledakan 3 Juni di istananya, yang menewaskan 11 orang dan melukai 124 orang yang lainnya.
Selama ketidakhadiran Presiden Saleh, Wakil Presiden Abdrabuh Mansur Hadi mendapat tekanan dari para anggota parlemen oposisi dan Barat untuk mengambil kekuasaan. Sementara demonstran jalanan memintanya membentuk dewan pemerintah sementara.
Slogan "Revolusi memiliki keabsahan" dan "Yaman bebas" juga dinyanyikan oleh demonstran, sementara pasukan keamanan tetap menjauhkan diri mereka.