REPUBLIKA.CO.ID, OSLO - Jens Breivik, ayah Anders Behring Breivik, menyatakan ia mengharapkan anaknya bunuh diri setelah serangan di Norwegia. Dengan nada geram saat diwawancara wartawan, ia juga menyatakan dirinya tidak merasa seperti ayahnya.
Mantan diplomat berusia 76 tahun itu mengatakan dia 'benar-benar kehilangan' dan tidak akan pernah berbicara dengan anaknya lagi.
"Saya berpikir bahwa hal terakhir yang harusnya dia lakukan, bukan membunuh begitu banyak orang, tapi membunuh dirinya sendiri," katanya di vila terpencil di perdesaan Prancis, di mana ia dan istrinya berada di bawah penjaga ketat aparat keamanan. "Aku masih tidak mengerti bagaimana hal-hal seperti itu bisa terjadi. Bukan orang waras yang tega melakukan sesuatu seperti itu."
Breivik mengaku sudah tidak berhubungan lagi dengan anaknya sejak tahun 1995. Dia sempat berpikir untuk terbang ke Norwegia setelah kejadian itu untuk menemui anaknya, tapi urung dilakukan. Dia mengatakan kepada stasiun televisi Norwegia, "Saya tidak merasa seperti ayahnya."
Menurutnya, apa yang dilakukan anaknya itu sudah di luar batas kemanusiaan. "Bagaimana mungkin dia hanya berdiri di sana dan membunuh orang tak bersalah begitu banyak dan hanya tampaknya berpikir bahwa apa yang ia lakukan adalah OK? Aku akan melalui sisa hidup dengan rasa malu. Orang-orang selalu akan menghubungkan saya dengan dia."
Ditanya apa yang akan ia katakan kepada anaknya jika ia mendapat kesempatan untuk berbicara dengannya lagi, Breivik dengan sedikit tercekat berkata, "Aku tidak tahu. Dia harus hidup di dunia yang lain."