REPUBLIKA.CO.ID, BANGKOK – Jajaran kabinet Thailand sepertinya memberikan sinyal persetujuan kembali untuk mengalokasikan cadangan berasnya sebanyak satu juta ton untuk Indonesia. Tak hanya Indonesia, Bangladesh juga mendapatkan peluang yang sama.
Dikutip dari Bloomberg, Selasa (4/10), juru bicara pemerintah Thailand Anuttama Amornvivat menuturkan kerjasama pemerintahan Thailand dengan kedua negara tersebut tetap berjalan. Beras Thailand dijual kepada Indonesia dan Bangladesh untuk penguatan stok dalam negeri.
“Waktu perjanjian kerjasama juga diperpanjang,” ungkapnya. Khusus Indonesia, kerjasama berlangsung hingga 2016. Sedangkan Bangladesh, berlangsung hingga 2013. Untuk volume impor dan penawaran harga, semua bergantung pada pasar.
Berdasarkan data, Thailand menjual beras ke Bangladesh mencapai 200 ribu ton pada 2010. Sebelumnya, Indonesia juga menandatangani kontrak pembelian dengan Thailand sebanyak 300 ribu ton tahun ini.
Namun, Menteri Perdagangan Thailand Na Ranong Kittirat sempat membatalkan kesepakatan tersebut. Ia beralasan harga yang ditawarkan Bulog terlalu murah dan tak sesuai keinginan pemerintah Thailand. Saat mencoba mengonfirmasi perubahan ini, Direktur Utama Perum Bulog Sutarto Alimoeso belum bisa dihubungi.