REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG-- Politisi senior, Marwah Daud Ibrahim, mengatakan masalah pencaplokan wilayah oleh negara asing atas wilayah Indonesia tidak sekadar pencaplokan riil. Namun, kalau dilihat dari aspek lain, sudah banyak 'wilayah' yang dicaplok.
Bangsa Indonesia, kata dia, adalah bangsa yang besar, namun merasa kecil, sehingga dipandang enteng oleh negara lain.
"Kalau bicara pencaplokan oleh asing, sebenarnya banyak terjadi. Ini tidak sekadar pencaplokan riil seperti wilayah perbatasan, namun kekayaan alam Indonesia pun dicaplok perusahaan-perusahaan asing," katanya.
Pencaplokan wilayah oleh asing, kata dia, sebenarnya juga disebabkan antar-komponen bangsa yang sering tidak sinergi, misalnya eksekutif dengan legislatif, sehingga energi habis untuk mengurusi masalah dalam negeri.
Marwah mengatakan, pemerintah harus segera menyelesaikan permasalahan di atas. Khusus untuk daerah perbatasan, ia minta penetapan batas wilayah harus jelas. Pulau-pulau di daerah perbatasan bukan wilayah terluar Indonesia, tetapi wilayah terdepan. Karena itu, harus diurus dengan baik.
Pemerintah harus mengutamakan pembangunan pendidikan di wilayah-wilayah perbatasan, sehingga masyarakat di kawasan setempat memiliki kemampuan untuk memanfaatkan potensi yang dimiliki daerahnya.