REPUBLIKA.CO.ID, TUNIS – Partai Islam moderat di Tunisia, Ennahda, Senin (24/10), mengklaim meraih kemenangan pada pemilu demokratis pertama di Negara tersebut. Kemenangan ini menjadi pesan bagi negara-negara lain di kawasan bahwa kelompok Islam yang selama ini tersisih mulai muncul ke kancah politik pascagelombang revolusi di kawasan.
Hasil resmi pemilu Tunisia belum diumumkan, namun Partai Ennahda mengatakan pihaknya telah menghitung hasil sementara usai pemilihan yang digelar Ahad. Ini merupakan pemilu pertama di kawasan pascagelombang revolusi negara-negara Arab. “Hasil awal yang telah dikonfirmasi menunjukkan Ennahda menduduki peringkat pertama,” ujar manajer kampanye Ennahda, Abdelhamid Jlazzi, di markas partainya di Tunis, seperti dilaporkan Reuters.
Ia berbicara di hadapan lebih dari 300 pendukung yang meneriakkan “Allahu Akbar”. Mereka pun mulai menyanyikan lagu kebangsaan Tunisia.
Menanggapi kekhawatiran sebagain kalangan baik dalam maupun luar negeri bahwa kebangkitan kelompok Islam merupakan ancaman bagi modernisasi dan liberal, ia mengatakan pihaknya bersiap membentuk aliansi dengan dua partai sekuler, yakni Partai Kongres Republik dan Partai Ettakatol.
“Kami akan menciptakan aliansi politik yang stabil.. Kami memberi jaminan bagi para investor dan partner ekonomi internasional,” ungkap Jlazzi.
Pemilu Ahad lalu untuk memilih Dewan yang akan bekerja setahun untuk merumuskan konstitusi baru. Dewan juga akan memilih presiden dan pemerintahan sementara yang baru hingga pemilu berikutnya pada akhir 2012 atau awal 2013.
Pemilu Ahad memiliki sistem checks and balances sehingga nyaris mustahil satu partai meraih kursi mayoritas. Ini memaksa Ennahda membentuk koalisi dengan partai sekuler.