REPUBLIKA.CO.ID, AMMAN -- Bertolak belakang dengan anggukan setuju atas rencana menekan kekerasan yang dibuat Liga Arab, pasukan keamanan pemerintah Suriah baru-baru ini menembak mati sedikitnya 11 warga muslim Sunni yang dicegat di barat laut pusat kota Homs. Laporan yang diberikan aktivis lokal ini masih belum mendapatkan konfirmasi.
Tetapi laporan aktivis HAM mengatakan bahwa sembilan Alawi diseret dari bus yang mereka tumpangi dan dibunuh tak jauh dari kota, Kamis (3/11). Sekte Alawi yang diikuti Presiden Suriah Bashir al-Assad mendominasi kekuasaan di negara itu di tengah mayoritas kaum Sunni-Suriah.
Jika peristiwa terbaru ini benar, maka akan menjadi salah satu insiden kekerasan sektarian terburuk sejak pemberontakan terhadap pemerintahan Assad yang pecah Maret silam. Kontrol ketat pemerintah atas media massa lokal membuat banyak pertumpahan darah yang terjadi di sana sulit dipastikan kebenarannya.
Tetapi, Omar Idlibi, aktivis Suriah di pengasingan Beirut mengatakan, insiden bus tersebut tidak jelas. Dia mengatakan penembakan terjadi di dekat sebuah pos pemeriksaan pasukan utama Suriah, dan para korban setidaknya termasuk satu Sunni dan dua orang Kristen.
Sebuah rekaman video yang diunggah ke YouTube oleh aktivis anti-Assad kabarnya menunjukkan beberapa tubuh, dengan tangan terikat di belakang punggungnya, di dekat desa Sunni Kfar Laha di luar Homs, yang menjadi lokasi sarang protes dan pemberontakan yang baru lahir.
"Mereka adalah pekerja di pabrik blok bangunan kecil, waktu kematian mereka tidak diketahui. Tapi tampaknya pagi hari," kata Ahmad Fouad, ujar seorang aktivis di Homs yang melaporkan melalui telepon.