REPUBLIKA.CO.ID, MANILA - Mantan presiden Filipina, Gloria Macapagal Arroyo, telah ditangkap pada Jumat karena kecurangan dalam pemilihan umum, yang konsekuensinya adalah hukuman seumur hidup, di sebuah rumah sakit di Manila. Presiden Benigno Aquino dan pemerintahnya telah lama menuduh Arroyo melakukan korupsi selama dua masa jabatannya, 2001-2010, meskipun hingga Jumat pemerintah belum mendakwanya secara resmi.
"Ia sekarang di bawah pengawasan kami, dalam tahanan kami," kata Superintendent Franklin Bucavu, kepala distrik kepolisian selatan, pada keterangan singkat pers di luar rumah sakit St Luke.
"Surat perintah penangkapan telah dijalankan. Kami telah berusaha untuk membacakan hak-haknya tapi pengacaranya telah melepaskan hak itu karena kondisinya. Ia tersenyum pada kami dan ia telah memperkirakannya."
Arroyo membantah telah melakukan perbuatan salah.
Polisi mengatakan keluarga Arroyo, pengacaranya, dan beberapa anggota kabinetnya di sisinya di rumah sakit itu ketika surat perintah penangkapan itu dilaksanakan. "Kami telah menempatkan dua pejabat polisi di luar kamarnya dan ada lagi beberapa pejabat di sana untuk melindungi," kata Bucavu, yang menambahkan bahwa mantan presiden itu mengenakan penahan leher ketika surat perintah itu dilaksanakan. "Ia hanya mengangguk dan tak mengatakan satu katapun."