REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Calon Hakim Agung (CHA) Made Rawa Aryawan mengaku sempat ingin mengundurkan diri dari jabatannya sebagai seorang hakim. Hal itu lantaran dirinya pernah mendapat kecaman dari masyarakat.
Pada alasan yang ada, Made mengemukakan mengenai adanya mutasi. "Dulu dari Flores ke Trenggalek, kemudian ke Kalimantan Tengah dan Sulawesi Utara. Itu makan puluhan tahun," kata dia saat ditemui wartawan usai melakukan wawancara terbuka CHA, di Gedung Komisi Yudisial (KY), Senin (23/4).
Dalam kondisi tersebut, dirinya merasa berada di posisi serba salah. Tapi, Made menolak jika hal tersebut berbeda arti dengan sikap tidak siap mengabdi. "Itu karena istri saya kerja juga dan kemudian pisah terus. Kalau pulang juga biaya besar," keluhnya.
Made yang kini menjabat sebagai Wakil Ketua Pengadilan Tinggi Manado ini mengatakan bahwa dirinya tidak tahan mengenai kecaman masyarakat. Dalam hal tersebut dirinya menyebut soal adanya anggapan bahwa hakim terbiasa melakukan korupsi dan suap."Saat itu kan memang memasuki era reformasi. Jadi banyak masyarakat yang demonstrasi pengaduan," kata dia.