REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Muktamar Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) XV yang digelar beberapa hari ke depan, bukan sekadar memilih ketua dewan pimpinan pusat (DPP) periode yang akan datang. "Dalam muktamar kali ini, kami juga akan merumuskan beberapa solusi atas kebuntuan yang dihadapi Bangsa Indonesia saat ini." ujar Ketua Bidang Ekonomi dan Kewirausahaan DPP IMM, Naswardi, melalui pesan singkat, Jumat (27/4).
Rumusan solusi tersebut, papar Naswardi, terkait tiga macam kebuntuan bangsa yang dipandang berpotensi mengancam keutuhan negara. Pertama, Presiden SBY buntu merealisasikan janjinya sebagai orang terdepan dan pertama dalam memberantas korupsi. Realitasnya, kata dia, tersangka korupsi justru berada pada lingkaran kader-kader partai binaan SBY.
Kedua, penegak hukum buntu dalam memberikan jaminan keadilan bagi rakyat. Realitasnya, justru pengadilan jalanan merebak tumbuh. Selain itu, kekerasan demi kekerasan terus terjadi. Kebuntuan ketiga, Pemerintah juga dinilai buntu menyejahterakan rakyat. Hal ini dapat dilihat dari beberapa kebijakan yang selama ini tidak prorakyat.
Naswardi berpendapat, gerakan mahasiswa adalah gerakan mempersoalkan ketimpangan dan kesenjangan, menentang realitas objektif yang bertentangan dengan realitas subjektif. "Untuk itulah, IMM hadir mengisi ruang kosong kesenjangan, ketimpangan dan kebuntuan bangsa." imbuhnya. Karenanya, kata dia, bila pemerintah buntu dalam menjalankan perannya sebagai pemegang amanah rakyat, mahasiswa harus bergerak maju.
Seperti dikabarkan, IMM akan menggelar muktamarnya yang ke-15 di Medan, dari 28 April sampai 2 Mei 2012. Para peserta akan memilih ketua DPP IMM periode 2012-2014. Di samping itu, di dalam kegiatan tersebut, organisasi otonom Muhammadiyah ini juga membahas programnya untuk beberapa tahun ke depan.