Senin 15 Oct 2012 16:12 WIB

Kejagung Ogah Nimbrung Penyerahan Berkas Simolator SIM

Rep: Esthi Maharani / Red: Karta Raharja Ucu
Basrief Arief
Foto: Antara/Agus Bebeng
Basrief Arief

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kejaksaan Agung ogah terlibat dalam proses penyerahan berkas penanganan kasus korupsi simulator SIM dari Mabes Polri ke KPK. Kejagung beralasan tidak ada amanat dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono terkait hal tersebut.

“Biarkan koordinasi antara Polri dan KPK untuk mekanismenya,” kata Jaksa Agung, Basrief Arief saat ditemui di Kantor Presiden, Senin (15/10).

Basrief mengatakan proses penyerahan berkas penanganan kasus Simulator SIM bisa langsung dilakukan antara penyidik di kedua lembaga hukum itu. Menurutnya, serah terima itu masih dalam ranah penyidik.

“Ya bisa langsung, itu kan ranah penyidik. Biar mereka berkoordinasi untuk pelaksanaan mekanisme pelimpahan berkas," tuturnya.

Sebelumnya Kejaksaan sempat memeriksa berkas pemeriksaan lima tersangka simulator SIM. Namun sejak beberapa pekan belakangan, berkas itu sudah dikembalikan ke penyidik Bareskrim Polri.

Dalam pidatonya Presiden SBY mengintruksikan agar kasus Simulator SIM diserahkan kepada KPK. Namun, instruksi tersebut mengharuskan berkas-berkas penyidikan yang telah dilakukan Polri diserahkan kepada KPK. Karena proses penyidikan dan status lembaga hukum keduanya berbeda, mekanisme pengaturannya pun harus diatur.

Untuk diketahui, dalam penanganan kasus korupsi simulator SIM itu, KPK dan Polri menetapkan tiga tersangka yang sama. Mereka adalah Wakil Kepala Korlantas Brigjen Didik Purnomo, Direktur PT Citra Mandiri Metalindo Abadi Budi Susanto Budi Susanto dan Direktur Utama PT Inovasi Teknologi Indonesia (PT ITI) Sukotjo S Bambang.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا قُمْتُمْ اِلَى الصَّلٰوةِ فَاغْسِلُوْا وُجُوْهَكُمْ وَاَيْدِيَكُمْ اِلَى الْمَرَافِقِ وَامْسَحُوْا بِرُءُوْسِكُمْ وَاَرْجُلَكُمْ اِلَى الْكَعْبَيْنِۗ وَاِنْ كُنْتُمْ جُنُبًا فَاطَّهَّرُوْاۗ وَاِنْ كُنْتُمْ مَّرْضٰٓى اَوْ عَلٰى سَفَرٍ اَوْ جَاۤءَ اَحَدٌ مِّنْكُمْ مِّنَ الْغَاۤىِٕطِ اَوْ لٰمَسْتُمُ النِّسَاۤءَ فَلَمْ تَجِدُوْا مَاۤءً فَتَيَمَّمُوْا صَعِيْدًا طَيِّبًا فَامْسَحُوْا بِوُجُوْهِكُمْ وَاَيْدِيْكُمْ مِّنْهُ ۗمَا يُرِيْدُ اللّٰهُ لِيَجْعَلَ عَلَيْكُمْ مِّنْ حَرَجٍ وَّلٰكِنْ يُّرِيْدُ لِيُطَهِّرَكُمْ وَلِيُتِمَّ نِعْمَتَهٗ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ
Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu hendak melaksanakan salat, maka basuhlah wajahmu dan tanganmu sampai ke siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kedua kakimu sampai ke kedua mata kaki. Jika kamu junub, maka mandilah. Dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, maka jika kamu tidak memperoleh air, maka bertayamumlah dengan debu yang baik (suci); usaplah wajahmu dan tanganmu dengan (debu) itu. Allah tidak ingin menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, agar kamu bersyukur.

(QS. Al-Ma'idah ayat 6)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement