Sabtu 15 Dec 2012 16:43 WIB

Dunia Berkabung Terkait Penembakan Anak di AS

Seorang petugas keamanan mengawal murid-murid Sekolah Dasar Sandy Hook, Connecticut, AS, ke tempat aman, usai insiden penembakan di sekolah tersebut, Jumat (14/12/2012) menewaskan 26 orang.
Foto: AP
Seorang petugas keamanan mengawal murid-murid Sekolah Dasar Sandy Hook, Connecticut, AS, ke tempat aman, usai insiden penembakan di sekolah tersebut, Jumat (14/12/2012) menewaskan 26 orang.

REPUBLIKA.CO.ID, PBB -- Para pemimpin dunia menyatakan terguncang dan ngeri setelah seorang laki-laki bersenjata membunuh 20 anak kecil dan enam guru pada Jumat di negara bagian Connecticut, Amerika Serikat, dalam satu penembakan paling buruk dalam sejarah.

Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon menulis untuk Gubernur Connecticut, Dan Malloy untuk memberikan pernyataan "belasungkawa yang mendalam atas pembunuhan yang mengejutkan."

"Menargetkan anak-anak sebagai korban pembunuhan seperti itu sungguh keji dan tidak terbayangkan," kata Ban dalam sebuah pernyataan sambil menambahkan bahwa dia mengutuk tindakan kriminal yang "mengerikan" itu. Kepala diplomat Uni Eropa Catherine Ashton mengekspresikan "keterkejutannya" terhadap "penembakan yang tragis" itu.

Sementara Kepala Komisi Uni Eropa Jose Manuel Barroso berbicara betapa dia "terguncang dan ngeri" setelah mendengar pembunuhan masal di Sekolah Dasar Sandy Hook, yang Barroso sebut sebagai "tragedi yang mengerikan." "Hidup anak-anak yang penuh harap itu telah dihancurkan," kata Barroso dalam sebuah pernyataan tertulis.

Penembakan tersebut tidak menimbulkan korban cedera yang parah, hal itu mengindikasikan bahwa sekali ditargetkan, anak-anak itu tidak bisa menyelamatkan diri.

Sang penembak, yang diduga bernama Adam Lanza (baru berumur 20 tahun) juga secara mengejutkan sangat akurat dan metodis dalam melakukan penembakan.

"Berita hari ini sangat mengerikan. Seluruh doa warga Kanada menyertai pada murid dan guru di Connecticut yang menjadi korban kekerasan tidak manusiawi ini," kata Perdana Menteri Kanada Stephen Harper melalui media sosial Twitter.

Sementara Menteri Luar Negeri Kanada, John Baird mengatakan bahwa warga Kanada "bahu membahu dengan Amerika Serikat dalam waktu yang sulit ini." Anak-anak yang menjadi korban dikabarkan berusia antara lima sampai 10 tahun.

"Saya sangat terkejut dan sangat sedih mendengar penembakan yang mengerikan ini," kata Perdana Menteri Inggris David Cameron.

"Saya berbela sungkawa untuk mereka yang terluka dan mereka yang kehilangan orang yang dicintai. Sangat menyayat hati ketika kita membayangkan bagaimana orang tua kehilangan anak-anaknya dari seorang pembunuh yang berusia begitu muda, saat masa depan anak-anak itu masih panjang," kata Cameron.

Ratu Britania Raya Elizabeth II mengirimkan pesan kepada Presiden Amerika Serikat Barack Obama. Dalam surat tersebut sang ratu mengatakan dia "sangat terkejut dan sedih" mendengar berita soal penembakan.

"Doa semua masyarakat Inggris dan Britania Raya menyertai pada keluarga dan teman yang terbunuh dan kepada mereka yang juga terkena dampak peristiwa hari ini."

Presiden Prancis Francois Holande juga mengucapkan belasungkawa terhadap para korban dan keluarganya dalam sebuah pesan untuk Obama. "Berita ini...membuat saya ngeri dan saya menyatakan kesedihan yang mendalam," kata Hollande.

Menteri Luar Negeri Prancis mengeluarkan pesan yang menawarkan "bantuan penuh dari Prancis untuk rakyat Amerika dan pejabat-pejabatnya." Di Australis, Perdana Menteri Julia Gillard mengatakan "Australia berduka dengan Amerika setelah penembakan massal anak-anak sekolah dasar dan guru di Connecticut."

"Sebagaimana Presiden Obama dan masyarakat Amerika, hati kami juga merasa sedih." "Kami mengerti keterguncangan Amerika Serikat terhadap tindakan setan yang tidak berkemanusiaan dan tidak dapat dimengerti ini."

sumber : Antara/ AFP
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement