REPUBLIKA.CO.ID, HONG KONG--Asosiasi Wartawan Hong Kong mengecam serangan atas dua juru kamera yang sedang bertugas di dekat rumah istri Liu Xiaobo, pemenang Nobel asal Cina. Asosiasi menuduh tindakan itu sebagai pelanggaran terhadap kebebasan pers.
Dua kameramen itu diserang oleh orang yang tidak dikenal ketika sedang meliput kunjungan seorang aktivis ke rumah Liu Xia, Jumat (8/3). Istri Liu Xiaobo itu sebelumnya telah dikenai tahanan rumah di apartemennya oleh pemerintah Cina.
Seorang kameramen dipukul tepat di wajah dan di dorong ke tanah sementara penyerang lain mencoba merebut paksa kamera wartawan lainnya sembari memukulnya di bagian kepala, lapor televisi berita Hong Kong TV.
"Kekerasan itu merupakan bentuk pelanggaran atas kebebasan pers," kata Asosiasi Wartawan Hong Kong dalam sebuah pernyataan pada Jumat malam.
Penyerangan terhadap insan pers bukan merupakan hal yang baru terjadi di Cina Daratan. Asosiasi itu mengatakan tingkat kekerasan dalam serangan terbaru itu menunjukkan keadaan yang semakin memburuk.
Aktivis Hong Kong Yang Kuang pada Jumat mencoba mengunjungi Liu Xia. Beberapa jam setelah itu dia digiring ke mobil polisi dan kini keberadaannya tidak diketahui, lapor South China Morning Post, Sabtu (9/3).
Penjaga keamanan di apartemen Liu Xia menolak memberi izin Yang Kuang masuk mengunjungi istri peraih Nobel itu. Insiden itu terjadi sebelum sekelompok orang tak dikenal menyerang dua wartawan sambil mengeluarkan kata-kata tidak pantas kepada mereka.
Juru bicara pemerintah Hong Kong menyesalkan terjadinya peristiwa tersebut dan mereka juga menaruh hormat kepada pemerintah Cina.
Liu Xia telah menjalani tahanan rumah sejak 2009 atau sejak suaminya dijebloskan ke penjara 11 tahun karena melakukan tindakan subversi melawan pemerintah Cina.