REPUBLIKA.CO.ID, KABUL -- Majelis Ulama Nasional Afghanistan pada Sabtu memperingatkan kehadiran pasukan Amerika Serikat di negara itu akan segera diperlakukan sebagai pendudukan kecuali AS menyerahkan para tahanan.
Nasib para tahanan yang mendekam di penjara Bagram menyebabkan hubungan Amerika Serikat-Afghanistan semakin buruk. Presiden Afghanistan, Hamid Karzai, berulang-ulang mendesak diberikan kekuasaan penuh atas fasilitas yang terletak di utara Kabul itu.
"Jika Amerika tidak bertindak sesuai dengan janji mereka (untuk menyerahkan Bagram), maka itu berarti pendudukan dan mereka mungkin akan menghadapi reaksi menyangkut hal itu," kata Majelis Ulama Nasional dalam satu pernyataan.
Majelis Ulama yang merupakan otoritas tertinggi Islam di Afghanistan menambahkan bahwa serangkaian pernyataan anti-AS adalah suara sebenarnya dari rakyat Muslim Afghanistan.
Karzai memerintahkan pasukan AS meninggalkan provinsi penting Wardak dan melarang pasukan internasional memasuki kampus-kampus universitas karena mengganggu. Karzai juga melarang militer Afghanistan meminta dukungan serangan udara AS.
Ia juga memicu kemarahan karena menuduh AS bertindak bersama Taliban untuk membenarkan kehadiran pasukan asing di Afghanistan.
Penyerahan penjara Bagram berulang-ulang ditunda karena para pejabat Afghanistan dan AS bertikai menyangkut apakah para tersangka gerilyawan akan tetap ditahan atau dibebaskan.