REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menunggu memang pekerjaan yang menjemukan. Begitulah yang dirasakan ribuan siswa dari 17 sekolah SMA dan MA di Pulau Wakatobi, Sulawesi Tenggara.
Penundaan pelaksanaan Ujian Nasional (UN) di Wakatobi membuat sejumlah siswa pun didera stres. Nurfeni, salah satu peserta UN dari SMA 2 Kaledupa mengakui itu. ''Karena tertunda-tunda terus, kita jadi pusing, stres, belajar juga jadi kurang konsentrasi lagi,'' ujarnya, saat dihubungi Republika dari Jakarta, Kamis (18/4).
Siswa jurusan IPA ini menceritakan, sejak subuh pukul 05.00 WITA, dia sudah meninggalkan rumah menuju sekolah. Jarak rumahnya sekitar tiga kilometer dari sekolah membuatnya harus bergerak lebih pagi agar tidak terlambat. Setelah mengayuh sepeda sekitar satu jam, Nurfeni tiba di sekolah.
Namun dia terkejut ketika mendapat informasi UN ditunda lagi. ''Kita disuruh pulang dan diminta kembali jam satu siang,'' ujarnya.
Mendapat kabar tersebut, Nurfeni mengaku kecewa berat. Dia merasa semangatnya yang sudah mati-matian belajar menjadi terpatahkan dengan penundaan itu. ''Kacau banget, sudah berangkat subuh-subuh, batal lagi,'' kata dia.
Saat ini, Nurfeni dan lima orang rekannya sudah berada kembali di sekolahnya. Sambil menunggu soal yang di fotocopi di Kendari tiba, mereka memanfaatkan waktu membaca-baca buku.