Jumat 19 Apr 2013 18:57 WIB

Pemkot Depok: Jangan Lagi Ada Kesalahan di UN SMP

Rep: Alicia Saqina/ Red: A.Syalaby Ichsan
  Pengawas mengumpulkan soal dan lembar jawaban para siswa usai mengikuti pelaksanaan ujian nasional (UN) hari terakhir di ruang kelas SMUN 1 Jakarta, Kamis (18/4).   (Republika/Prayogi)
Pengawas mengumpulkan soal dan lembar jawaban para siswa usai mengikuti pelaksanaan ujian nasional (UN) hari terakhir di ruang kelas SMUN 1 Jakarta, Kamis (18/4). (Republika/Prayogi)

REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Pemerintah Kota (Pemkot) Depok menyatakan Ujian Nasional (UN) untuk tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan sederajat nanti, pelaksanaannya harus lebih baik. 

Hak ini ditekankan, mengingat pelaksanaan UN untuk tingkat SMA dan sederajat di minggu ini, berlangsung tidak serentak.

Selain tidak berlangsung secara serentak di 34 provinsi di Indonesia, pelaksanaan UN tingkat SMA minggu ini pun dinilai seluruh masyarakat kacau. Setidaknya, 11 provinsi di Indonesia tidak melangsungkan UN SMA pada Senin, (15/4) lalu.

Wakil Wali Kota Depok Idris Abdul Somad mengharapkan, sejumlah kekurangan dan ketidaksempurnaan yang terjadi di penyelenggaraan UN SMA tidak boleh terjadi di tanggal 22 April mendatang.

''Untuk UN SMP nanti, kekurangan-kekurangan yang terjadi kemarin itu harus diklarifikasi, dicari kesalahannya di mana,'' ujar Idris, Jumat (19/4) di Balai Kota, Depok.

Ia menjelaskan, walau tidak separah seperti di 11 provinsi lainnya, pelaksanaan UN tingkat SMA di Depok pun terdapat kendala. ''Di Depok terjadi kekurangan soal di lima MAN, lima sekolah. Ini rata-rata SMA swasta,'' ucapnya.

Meski Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) RI telah meminta maaf atas terjadinya sejumlah kesalahan teknis saat UN, ketelitian pihak-pihak terkait tetap harus ditingkatkan saat pelaksanaan UN SMP nanti.

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement