REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Moralitas guru-guru di dunia pendidikan Indonesia tengah disorot tajam. Aneka kasus tindakan asusila yang terjadi belakangan ini membuat para pahlawan tanpa tanda jasa tersebut dipandang miring dedikasinya.
Ragam kasus perbuatan tidak senonoh sejumlah oknum guru semakin ternilai nista dengan kenyataan korban dari aksi tidak pantas sebagian dari mereka ialah anak muridnya sendiri.
Pengamat pendidikan Darmaningtyas mengatakan, bermacam peristiwa memalukan yang menempatkan guru sebagai pelaku menjadi sebuah gambaran kemunduran dunia pendidikan Indonesia. Namun, dibalik itu dirinya ingin menekankan suatu hal.
Guru, kata Darmaningtyas, meski profesinya mengembankan diri agar bersikap mulia, tetaplah mereka hanya manusia biasa. Efek serta pengaruh yang datang dari luar sama diterimanya oleh guru seperti yang terjadi pada orang lain.
Sehingga, bila seorang preman sekalipun melakukan tindakan asusila, guru yang berpendidikan tinggi juga sangat dapat melakukan hal serupa. Faktor-faktor yang mendorong orang lain melakukan perbuatan senonoh juga bisa sama memengaruhi seorang guru.
Dia mencontohkan, seperti mudahnya mengakses video porno. Guru pun, dapat dengan mudah menonton dan terpengaruh dari tayangan yang dilihatnya.
“Itu satu, masih banyak ratusan faktor lainnya. Ini terjadi karena apa ?, karena mereka juga manusia pada umumnya yang bisa terpengaruh akan suatu hal,” ujar Darmaningtyas ketika dihubungi Republika di Jakarta, Ahad (21/4).
Melihat kelakukan bejat para pengajar, ia meminta pihak sekolah mengeluarkan saja oknum guru seperti itu. Menurut Darmaningtyas, cara itu dapat memberikan peringatan bagi guru lain sekaligus memutus tren perbuatan ini.