Kamis 04 Jul 2013 22:58 WIB

Saksi Sebut Kakak Hary Tanoe Bertemu Terdakwa Kasus Kemenkes

Rep: Irfan Fitrat/ Red: Mansyur Faqih
Bambang Rudijanto Tanoesoedibjo
Foto: Edwin/Republika
Bambang Rudijanto Tanoesoedibjo

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nama kakak Hary Tanoesoedibjo, Bambang Rudijanto Tanoesoedibjo kembali disebut dalam pemeriksaan saksi kasus dugaan korupsi pengadaan alat kesehatan terkait flu burung di Kemenkes. Saksi Wahyudi mengatakan, pernah melihat sosok Rudijanto bertemu dengan terdakwa Ratna Dewi Umar.

Pada 2006, Wahyudi masih menjabat sebagai administrator kesehatan di Bina Pelayanan Medik Dasar Kemenkes. Saat itu Ratna selaku atasannya sebagai Direktur Bina Pelayanan Medik Dasar. Saat itu, meja tempat Wahyudi bekerja tidak jauh dengan ruangan Ratna. Suatu ketika ia pernah melihat seseorang keluar dari ruangan atasannya. "Ini mirip yang punya RCTI," kata dia, saat menjadi saksi di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta, Kamis (4/7).

Namun, ia sendiri tidak mengetahui secara pasti siapa sosok yang menemui Ratna itu. Wahyudi hanya mengenal sosok Hary Tanoe yang disebutnya sebagai pemilik RCTI dan orang yang datang ke kantor Ratna mempunyai kemiripan. "Pikiran saya kakak atau adik, saudara lah (dengan Hary Tanoe)," ujar dia.

Anggota majelis hakim I Made Hendra kemudian membacakan berita acara pemeriksaan (BAP) Wahyudi. Dalam BAP, disebut Wahyudi mengetahui pembicaraan antara tamu itu ketika berbicang dengan sekretaris Ratna. Wahyudi menjelaskan keterangannya itu. "Hanya nanya ke sekretaris, bukannya itu pemilik RCTI. Tapi saya tidak mendengar pembicaraan," kata dia.

Wahyudi memang tidak mengetahui pasti tamu Ratna adalah Rudijanto. Namun, majelis hakim kembali mempertanyakan keterangan BAP Wahyudi yang sudah menyebutkan nama Rudijanto. Mengenai penyebutan nama itu, Wahyudi memang menerangkannya ketika diperiksa di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). 

Ia mengatakan, rekan kerjanya yang pernah diperiksa KPK pernah menanyakan mengenai sosok Rudijanto yang datang ke kantor Bina Pelayanan Medik Dasar. Sehingga saat ditanya penyidik KPK, Wahyudi sudah menyebut nama Rudijanto.

Mengenai keterangan Wahyudi, Ratna memberikan tanggapannya. Ratna menyebut memang pernah bertemu dengan Rudijanto. Ia pun sudah pernah menjelaskan keterangan itu pada persidangan sebelumnya saat Rudijanto hadir sebagai saksi. "Saya tetap berkeyakinan Rudi datang ke (kantor) saya," kata dia.

Pada persidangan sebelumnya, Ratna sempat membantah keterangan Rudijanto. Dalam kesaksiannya, Rudijanto mengaku tidak kenal Ratna dan tidak pernah datang ke kantornya di Kemenkes. Namun, Ratna mengatakan pernah bertemu dengan Rudijanto pada saat baru akan memulai proses pelaksanaan pengadaan alat kesehatan terkait flu buruang pada 2006. Beliau (Rudijanto) mengenakan jas kotak-kota kecil warnanya agak kehijau-hijauan, agak hitam-hitamnya. Celananya warna gelap. Warna hitam atau darkblue. Memegang handphone," kata dia.

Kedatangan itu, menurut Ratna, terjadi setelah sebelumnya ia mendengar nama Bambang Rudijanto Tanoesoedibjo dari Siti Fadillah Supari yang ketika itu menjadi menkes. Menurut Ratna, menteri sudah memberikan arahan kepadanya mengenai pengadaan alat kesehatan flu burung 2006 akan dilakukan dengan metode penunjukkan langsung dan diberikan kepada orang bernama Rudi. "Saya sempat menanyakan, Rudi siapa, Ibu? (Bambang) Rudijanto Tanoesoedibjo," ujar dia, menirukan kata-kata Siti Fadillah.

Setelah mendapat informasi itu, menurut Ratna, kemudian Rudijanto datang ke kantornya. Ia merasa tidak mengundang sosok itu datang ke kantornya. Dalam pertemuan itu, menurut Ratna, Rudijanto menanyakan mengenai pengadaan proyek alat kesehatan di Depkes. Menurut Ratna, Rudijanto mengatakan,"Bu, menteri kesehatan apakah sudah menyampaikan kepada Anda bahwa pengadaan alkes flu burung 2006 itu diberikan ke saya."

Ratna merasa yakin pertemuan dengan Rudijanto itu terjadi. Akan tetapi, Rudijanto tetap menyangkalnya. Ia juga menerangkan tidak mempunyai pakaian jas yang sempat disebut Ratna. "Kebetulan itu bukan warna favorit saya," kata dia.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement