REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejak erupsi Gunung Rokatenda pada Sabtu (10/8) warga Pulau Palue masih mengungsi ke Sikka untuk menyelamatkan diri dan mencari kehidupan yang lebih baik. Hal itu dilakukan mengingat ancaman erupsi Gunung Rokatenda masih sangat tinggi.
Menurut Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho Gunung Rokatenda memang harus meletus untuk menambah tinggi. Ia juga mengungkapkan usia Gunung Rokatenda juga relatif masih muda sehingga dengan meletus akan membuat lebih tinggi tubuh gunung.
Berdasarkan rapat koordinasi dan evaluasi tanggap darurat erupsi Gunung Rokatenda pada Jumat malam (16/8), Sutopo menuturkan, jumlah pengungsi terus bertambah 369 orang sehingga total ada 1.003 warga yang mengungsi. "Dibutuhkan selimut dan sarung untuk 369 orang yg baru di evakuasi hari ini," kata Sutopo pada keterangan pers, Sabtu (17/8).
Ia menuturkan pada Jumat siang, tiba 355 pengungsi yang diangkut KRI Sultan Nuku dari Pulau Palue ke Maumere dan 14 pengungsi menggunakan kapal umum. Semua pengungsi, kata dia, ditempatkan di komplek kantor lama Bupati. Pengungsi saat ini membutuhkan 100 triplek sebagai alas tidur di tenda. "Satu tenda butuh 20 triplek," tuturnya.
Lebih lanjut Sutopo menyatakan pasien pengungsi yang berobat berjumlah 493 pasien dengan rincian 221 pasien ISPA, 60 pasien mialgia, 58 pasien gastritis, 15 pasien gatal-gatal, dan 6 pasien diare. "Tenaga medis dan pelayanan kesehatan sudah ditingkatkan," katanya.