REPUBLIKA.CO.ID, PEKALONGAN -- Menteri Agama, Suryadharma Ali menyatakan, Indonesia mengalami krisis ulama pada era sekarang ini. Krisis itu lantaran menurunnya minat masyarakat memasukkan anak-anaknya ke pondok pesantren (ponpes) untuk dididik ilmu agama.
"Kita sering mendapatkan informasi, kurangnya atau menurunnya minat anak didik menempuh ilmu agama dan berkurangnya pengajaran kitab kuning di ponpes," katanya di Pekalongan, Rabu (21/8).
Krisis ulama itu diperkirakan akan lebih parah lagi dalam jangka waktu 10 hingga 15 tahun ke depan karena berkurangnya regenerasi ulama. "Ulama yang wafat dalam kurun waktu 10-15 tahun ke depan belum tentu bisa segera tergantikan. Hal ini tentunya menjadi problematika sehingga kita harus mengintrospeksi, mengapa itu terjadi," katanya.
Menurut Menag, untuk menghindari krisis ulama ini maka lembaga ponpes harus terus berusaha meningkatkan eksistensinya pada era modernitas. "Harus disadari pula oleh masyarakat bahwa sistem pendidikan di ponpes sangatlah luar biasa. Tidak ada sistim pendidikan dimana pun yang proses belajar mengajarnya secara total seperti di ponpes," katanya.
Menag yang juga Ketua Umum DPP PPP itu mengatakan, ponpes harus senantiasa meningkatkan konten dalam kegiatan belajar mengajarnya dengan sumber ilmu atau ajaran yang paling komprehensif, yaitu Alquran dan Hadist. "Jangan parsialkan Alquran dan hadist. Akan tetapi mari kita pelajari secara menyeluruh sebagai modal belajar memasuki dunia modern seperti sekarang ini," katanya.