Ahad 29 Sep 2013 23:32 WIB

Syafii Maarif Tak Setuju Gita Mundur Sebagai Mendag

Gita Wirjawan
Foto: Antara/Fanny Octavianus
Gita Wirjawan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mantan Ketua PP Muhammadiyah Ahmad Syafii Maarif menilai Gita Wirjawan tidak perlu mengundurkan diri dari jabatan sebagai Menteri Perdagangan, untuk berpartisipasi aktif dalam konvensi untuk menjadi bakal calon presiden dari Partai Demokrat.

"Saya tidak setuju Menteri Perdagangan mundur, jabatannya tinggal setahun lagi, dia perlu tampil sebagai sosok yang otentik dan nasionalis," kata Ahmad Syafii Maarif di Jakarta, Ahad (29/9) malam.

Syafii menyatakan apresiasinya, jika niat Gita mundur memang benar-benar untuk menghindari benturan kepentingan sebagai Mendag dan peserta konvensi yang sedang berpolitik.

Namun, kata Syafii, sisa satu tahun untuk Gita sebagai Mendag, harus digunakan sebaik-baiknya dengan membuat kebijakan ekonomi yang bermanfaat bagi masyarakat banyak dan melindungi aset bangsa.

Dalam orasinya di sebuah acara silaturahim, Syafii Maarif menggarisbawahi bahwa Indonesia kini membutuhkan pemimpin yang tidak menjadikan kekuasaan sebagai mata pencaharian karena masyarakat sudah jenuh dengan disintegritas pemimpin.

"Bangsa butuh pemimpin nasionalis sejati, penuh patriot," ujarnya.

Rasa patriot dan nasionalisme, kata Syafii, dapat dicerminkan dari bagaimana pemimpin melindungi aset bangsa, termasuk sumber daya negara dari "keserakahan" asing.

Kebijakan pemimpin, katanya, harus dapat diterjemahkan dalam tindakan terukur, bukan hanya retorika belaka yang justru dapat menimbulkan antipati masyarakat.

Sementara itu, Gita yang sudah berkomunikasi dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengenai kesediannya untuk mundur jika terdapat benturan kepentingan, menyatakan siap mundur, jika aktivitas selama di konvensi menganggu kinerjanya sebagai Mendag. "Apabila terjadi benturan kepentingan, saya bersedia mengundurkan diri," katanya menegaskan.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement