Rabu 13 Nov 2013 06:10 WIB

Senator Australia Ini Sempat Ditahan di Srilanka

Red:
Lee Rhiannon, senator asal Australia
Lee Rhiannon, senator asal Australia

KOLOMBO -- Senator Australia Lee Rhiannon dari Partai Hijau sempat ditahan oleh petugas imigrasi di Kolombo, Srilanka, Ahad (10/11), setelah menghadiri rapat pro-demokrasi di negara itu. Ia kemudian dibebaskan dan telah meninggalkan Srilanka.

Senator Rhiannon mengunjungi negara tersebut guna menghadiri sejumlah rapat pro-demokrasi dan melakukan kegiatan pencarian fakta seputar hak asasi manusia, bersama anggota parlemen Selandia Baru, Jan Logie, juga dari Partai Hijau.  Kunjungan kedua pejabat itu mendahului pertemuan pemimpin negara persemakmuran, atau Commonwealth, CHOGM. 

Selain menghadiri rapat, Rhiannon dan Logie juga bertemu dengan sejumlah aktivis politik Tamil, Minggu pagi. Kepada ABC, Rhiannon menjelaskan rapat tersebut digerebek oleh petugas imigrasi, yang kemudian membawa Rhiannon dan Logie ke hotel tempat mereka menginap, mengambil paspor mereka, dan menginterogasi mereka selama beberapa jam. 

Setelah semua itu, barulah mereka diperbolehkan kembali ke Australia. Menurut Rhiannon, sebaiknya Perdana Menteri Tony Abbott tidak mendatangi CHOGM, antara lain karena kejadian yang menimpanya. 

Dalam pernyataan bersama Logie, ia menyerukan agar rapat CHOGM dibatalkan, karena pelanggaran HAM di Srilanka amat serius."Pejabat dan anggota masyarakat di Sri Lanka memberikan kami contoh tentang perampasan tanah ilegal oleh angkatan bersenjata, orang-orang ditangkap tanpa memperhatikan hak hukum; kekerasan, seringkali dengan perkosaan, terhadap perempuan dan anak tanpa diikuti investigasi polisi; dan intimidasi pekerja media terus-menerus," bunyi pernyataan tersebut.

Menurut anggota badan legislatif Tamil, M A Sumanthiran, Rhiannon dan Logie memiliki visa yang tepat, namun pemerintah Srilanka paranoid mengenai warganegara asing yang menyelidiki catatan buruk mengenai HAM di negara tersebut.  "Mereka dituduh melanggar syarat visa mereka, namun mereka memiliki visa proyek khusus untuk berada di Srilanka dalam rangka misi pencarian fakta," jelas Sumanthiran. "Di muka publik, pemerintah berkata siapapun boleh datang ke sini dan lihat sendiri, tapi sebenarnya merkea tak ingin dunia tahu apa yang terjadi di sini." 

Bulan ini, dua jurnalis Australia: Jacqui Park dan Jane Worthington, ditahan paspornya oleh pihak berwenang Srilanka selama tiga hari. Keduanya sebelumnya berbicara dengan jurnalis lokal mengenai isu-isu media dan menghadiri workshop mengenai kebebasan pers. Akibatnya, mereka diinterogasi pihak berwenang setempat. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement