Jumat 29 Nov 2013 18:12 WIB

Kapolri Pilih Kijang untuk Kendaraan Dinas

Pejabat baru Kapolri Komjen Pol Sutarman mengucapkan sumpah jabatan saat pelantikan di Istana Negara, Jakarta, Jumat (25/10).
Foto: Antara/Prasetyo Utomo
Pejabat baru Kapolri Komjen Pol Sutarman mengucapkan sumpah jabatan saat pelantikan di Istana Negara, Jakarta, Jumat (25/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kapolri Jenderal (pol) Sutarman memilih mobil dinas yang lebih murah untuk mengefisiensikan anggaran yang banyak dikeluarkan menjelang Pemilu 2014.

"Ya Kijang saja yang lebih murah," kata Sutarman saat ditemui di Mabes Polri, Jakarta, Jumat (29/11). Ia mengatakan, anggaran untuk mobil dinas bisa dialihkan ke biaya-biaya operasional di lapangan.

"Anggaran kita selalu bilang kurang kan, ini adalah efisiensi dari operasional dan pembinaan," katanya. 

Dengan demikian, jenderal bintang empat itu tidak akan memakai Toyota Land Cruiser, yakni mobil dinas warisan Kapolri sebelumnya, Jenderal Pol Timur Pradopo.

Ia menyiratkan kebijakan tersebut juga berlaku kepada fasilitasi dinas yang dipakai para anggotanya. "Yang masih bisa dipakai, dipakai ya jangan diganti. Kalau sudah rusak baru diganti," katanya.

Pembelian mobil dinas tersebut akan direalisasikan dalam anggaran Polri pada 2014 mengingat mobil dinas akan diganti setiap lima tahun sekali. 

Ketika menjabat sebagai Kapolda Metro Jaya, Sutarman juga terbiasa menggunakan mobil patroli polantas.

Selain lebih memilih mobil dinas yang lebih murah dan sederhana, pria kelahiran Sukoharjo tersebut, juga menolak memakai jasa pengawal pribadi (Walpri) yang berjumlah enam orang.  Walpri dikerahkan untuk mendampingi Kapolri dalam melakukan perjalanan ke luar markas besar. 

Selama ini, biasanya saat mendampingi dan mengamankan perjalanan Kapolri, terdapat pengawal pembuka jalan dengan motor yang disebut "voorijder" yang diikuti mobil dinas, Toyota Camry atau Toyota Land Cruiser, kemudian diikuti satu unit mobil Nissan Terano yang ditumpangi walpri.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement